Keindahan
Pura Batu Bolong konon yang membawa kesan tersendiri bagi umat Hindu
yang bersembahyang. Bagaimana tidak, Anda akan ditemani oleh deburan
ombak yang menabrak karang Pura Batu Bolong dan menyesap perlahan
melalui ronngga-rongga. Di bawah naungan pohon dan hamparan langit biru
Pantai Senggigi inilah Pura Batu Bolong seakan membawa umatnya larut
dalam keindahan alam ciptaan yang Maha Kuasa. Keindahan Pura Batu Bolong
kerap disejajarkan dengan Pura Tanah Lot Bali yang letaknya menjorok
dari garis pantai. Suasana spritual Pura Batu Bolong tersebut ditambah
lagi dengan letak Pura yang berhadapan dengan Selat Lombok dan Gunung
Agung Bali, gunung yang disucikan oleh umat Hindu. Menurut kesaksian
masyarakat yang beribadah di pura ini, walaupun suara ombak datang silih
berganti namun keheningan bercampur dengan spirit religius selalu
menggema.
Jika di Pura Gunung Pengsong
Anda menikmati sensasi beribadah di puncak ketinggian, nah jika di Pura
batu Bolong ini Anda akan merasakan indahnya berdoa di bibir pantai Senggigi Lombok Nusa Tenggara Barat. Disebut batu bolong karena pura ini terletak di atas batu hitam yang memiliki lubang di tengah.
Pura batu Bolong terdiri dari dua
bangunan pura. Yang pertama adalah pura yang terletak di bawah pohon dan
berada di dekat pintu masuk setelah menuruni beberapa anak tangga
bernama Pura Ratu Gede Mas Mecaling. Sedangkan pura kedua berada di atas
karang yang tingginya sekitar 4 meter berada di posisi yang menjorok.
Beberapa patung yang terdapat di pura ini adalah patung Subali, Sugriwa,
Rama, Laksmana dan patung Naga.
Keberadaan
Pura batu Bolong ini secara langsung memiliki makna tradisi yang
bersentuhan dengan kehidupan masyarakat Hindu di Lombok yang diwariskan
oleh budaya Bali. Walaupun ada kedekatan secara historis-geografis,
namun masyarakat Hindu setempat tetap melekatkan makna tradisi
didalamnya. Kemiripan makna tradisi dengan yang ada di Bali terlihat
dari jenis-jenis pelinggih yang di bangun di pura ini. Uniknya, saat
lebaran tiba, umat muslim di Lombok akan datang beramai-ramai ke pantai
di depan pura. Mereka beramai-ramai menikmati opor ayam, ketupat, ayam
taliwang serta serundeng. Inilah bukti nyata kerukunan antara umat Islam
dan Hindu yang menunjukkan bahwa mereka dapat hidup berdampingan secara
harmonis. Keharmonisan yang sama akan kita lihat jika mengunjungi Pura Lingsar di Kecamatan Narmada Lombok Barat.
Seperti halnya pura-pura yang ada di
Lombok, setiap pengunjung diharuskan untuk mentaati beberapa peraturan
yakni diharuskan memakai selendang kuning yang dililitkan pada pinggang
dan bagi wanita yang sedang datang bulan dilarang untuk datang ke pura
ini. Jangan lupa untuk sukarela menyumbang uang sebagai dana kebersihan
dan perawatan pura ini.
Pura Batu Bolong tak hanya dikunjungi
mereka yang akan beribadah, namun juga para penghobi fotografi. Maklum
pura ini sangat indah dikunjungi pada saat sunset. Saat matahari melebur
dengan alam, laut yang disepuh warna matahari keemasan siapkan kamera
Anda untuk mengabadikan momen berharga ini. Saat malam tiba,
bintang-bintang memayungi Pura Batu Bolong dan deburan ombak Pantai
Senggigi semakin keras terdengar. Kawasan Pura batu Bolong ini cukup
ramai. Banyak pedagang souvenir, makann dan minuman yang siap menjamu
Anda kala lapar dan haus datang.
Untuk mencapai tempat ini Anda bisa
menumpang ojek dari Mataram. Tarif ojeknya tergantung kepintaran Anda
untuk menawarnya. Terletak di kawasan wisata paling populer di Lombok
Anda tidak akan kesulitan untuk mencari hotel. Ada beberapa pilihan
penginapan yang bisa Anda pesan untuk tempat bermalam. Ada Holiday Resort Lombok, Pool Villa Club Senggigi Beach Hotel atau Senggigi Beach Hotel.
No comments:
Post a Comment