Wednesday, 17 December 2014

Danau Maninjau Agam Sumatra Barat

 Danau Maninjau Agam Sumatra Barat



Puncak Lawang

Danau Maninjau adalah sebuah danau di kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam. Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Luas Maninjau sekitar 99,5 km˛ dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan Gunung yang bernama Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Menurut legenda di Ranah Minang, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.
Danau Maninjau merupakan sumber air untuk sungai bernama Batang Antokan. Di salah satu bagian danau yang merupakan hulu dari Batang Antokan terdapat PLTA Maninjau. Puncak tertinggi diperbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang. Untuk bisa mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang kurang lebih 10 KM mulai dari Ambun Pagi sampai ke Maninjau

kawasan Puncak Lawang dikembangkan sebagai lokasi Take Off Olah Raga Dirgantara Paralayang (Paragliding). Sambil melayang-layang bebas di udara dan menjelang mendarat di Bayur, tepian Danau Maninjau, dari udara kita dapat menikmati keindahan Danau Maninjau yang tiada duanya
Puncak lawang merupakan salah satu tempat terbaik untuk olahraga paragliding di asia tenggara, terletak di ketinggian 900 mdpl
Bagi mereka yang menyukai tantangan dan lintas alam dapat berjalan kaki menuruni lereng menuju Danau Maninjau atau melintasi hutan lindung ke Objek Wisata Embun atau kembali ke hotel. Dan perjalan wisata kita kurang lengkap jika belum mencoba menikmati keindahan Danau Maninjau dari udara dengan Terbang Tandem mengunakan Paralayang bersama penerbang-penerbang lokal yang handal dan terlatih
Air Tigo Raso



kolam yang memiliki air dengan tiga rasa ini, yaitu manis, asam dan pahit. Tempat wisata ini dikenal dengan nama Air Tigo Raso. Kolam air Tigo Raso yang terletak di Kota Malintang ini, diyakini oleh masyarakat setempat memiliki kekuatan gaib. Masyarakat mempercayai bahwa airnya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Dan yang utama, air ini diyakini bisa membuat Anda awet muda. Bila anda mempunyai keinginan untuk tetap awet muda
Museum Buya Hamka

Di tepi Danau Maninjau, di suatu kampung bernama Tanah Sirah, dalam Negeri Sungai Batang, di situlah rumah orangtuaku. Aku masih teringat sebuah rumah atap ijuk bergonjong empat, menghadap ke danau, membelakang ke timur. Halamannya tidak luas, sebab rumah itu di lereng bukit. Di pinggir halaman, ditanam andung (nenek) bungaraya putih, yang senantiasa dipangkas agar mudah bagi ibuku menjemur kain.
Begitulah Hamka mengawali kisah hidupnya yang tertuang dalam otobiografi berjudul Kenang-kenangan Hidup. Secara umum, gambaran seperti dituturkan Buya ini tak banyak berubah. Di tempat itu masih tegak sebuah rumah bergonjong -sebutan rumah adat Minangkabau- dengan empat tanduk. Letaknya, masih di lereng bukit, menghadap Danau Maninjau nan permai. Halamannya tak luas-luas benar, yang masih juga dihiasi bunga-bungaan.
Cuma, ada sejumlah detail yang kini -100 tahun kemudian- jauh berbeda. Rumah itu bukan lagi rumah tua karena sudah direnovasi total dengan tetap mempertahankan model aslinya. Atapnya tak lagi dari ijuk, melainkan bersalut atap modern. Kini halamannya pun ditutupi rerumputan dan dihiasi bunga aneka warna yang terawat baik. Untuk sampai ke rumah itu, pengunjung mesti mendaki jenjang semen berbentuk huruf U setinggi kira-kira empat meter. Yang paling berbeda, rumah itu bukan lagi rumah tinggal. Bangunan itu sudah jadi museum rumah kelahiran Buya Hamka.

Objek Wisata Danau Tondano

Objek Wisata Danau Tondano
Manado
 
berada Desa Remboken, yaitu 3 km dari Kota Tomohon atau 30 km dari Kota Manado, Ibukota Propinsi Sulawesi Utara. Letak danau ini diapit oleh Gunung Kaweng, Pegunungan Lembean, Bukit Tampusu dan Gunung Masarang. Danau ini dikelilingi oleh jalan yang menghubungkan Kota Tondano, Kecamatan Tondano Timur, Tondano Selatan, Kecamatan Kakas, Kecamatan Eris dan Kecamatan Remboken.
Danau Tondano memiliki luas 4.278 hektar dengan ukuran sekitar 5 kilometer X 11 kilometer. Danau Tondano berada di ketinggian 684 meter dpl, sehingga membuat udara di danau ini begitu sejuk ditambah pemandangan perbukitan yang hijau dipadu dengan keindahan danau Tondano sendiri membuat objek wisata ini patut dikunjungi bila sobat berada di Sulawesi Utara.
Danau Tondano Dari Bukit
Danau Tondano ini juga merupakan danau penghasil ikan air tawar seperti ikan mujair, ikan gabus, ikan tawes, ikan gurame, lobster hitam dan lainnya. Keunikan danau ini adalah adanya pulau kecil bernama Pulau Likri di tengah agak ke pinggir danau ini. Ukuran pulau ini sekitar 100 m X 30 m, tapi lebih mirip dengan segumpal rumput yang mengambang di tengah danau.
Pulau Likri
Di tepi Danau Tondano terlihat jelas Gunung Kaweng. Menurut cerita rakyat disana, danau ini terjadi karena letusan yang dahsyat karena ada sepasang manusia berlainan jenis yang melanggar larangan orang tua untuk kawin (kaweng dalam bahas minahasa berarti kawin). Sehingga meletuslah kembaran Gunung Kaweng itu dan berubah menjadi Danau Tondano.
Peta Danau Tondano
Terdapat beberapa bangunan dari bambu yang menjorok ke danau mirip dermaga kecil, cocok sekali untuk bersantai menikmati panorama alam sambil berfoto ria bahkan bisa dengan diselingi memancing. Kurang puas dengan itu semua?. Sobat bisa menyewa perahu nelayan disana untuk berkeliling danau sambil melihat pemandangan Gunung Kaweng yang berselimut pohon-pohon hijau.
Naik Perahu
Di kawasan wisata Danau Tondano ini juga sering diadakan pesta nelayan. Seperti lomba dayung, lomba perahu hias, lomba tangkap ikan tanpa alat, serta parade perahu bolotu.
Untuk menuju ke Danau Tondano, pengunjung bisa melalui kota Tomohon maupun Manado. Jalan menuju ke objek wisata ini sudah beraspal mulus, namun jalannya berkelok-kelok jadi tetap perlu kewaspadaan dalam berkendara.

Wisata Danau Sentani Jayapura

Wisata Danau Sentani  Jayapura


Wisata danau sentani ada dimana adalah bagian dari kumpulan gallery gambar pada Pemandangan Alam Danau Sentani Papua dengan menggunakan tag foto Danau Sentani,keindahan Danau Sentani,letak Danau Sentani,wisata Danau Sentani.
 
Wisata danau sentani ada dimana

WISATA DANAU SENTANI ADA DIMANA adalah satu dari beberapa contoh gambar atau foto wallpaper dari postingan Pemandangan Alam Danau Sentani Papua
 

1. Letak Geografis dan Luas Danau

Secara Astronomis, Danau Sentani terletak di Kabupaten Jayapura pada koordinat 140o23‘ – 140o50‘ LS dan 2o31‘ – 2o41‘ BT. Danau Sentani terletak di sebelah Selatan Kota Sentani yang merupakan ibukota Kabupaten Jayapura. Danau Sentani terdapat di Kota Sentani yang meliputi Distrik Sentani, Ebungfau, Waibu, dan Sentani Timur. Danau Sentani dikelilingi oleh perkampungan dimana sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya dari budidaya perikanan dan pertanian.
Danau Sentani yang memiliki luas 9.630 hektar (ha) dan kedalaman 70 m dpl merupakan satu kesatuan dengan Cagar Alam Pegunungan Cycloops (Jayapura) yang berareal 245.000 ha. Pegunungan Cycloops yang berbatasan dengan Kota Jayapura ditetapkan menjadi cagar alam (tahun 1995), sebagai pusat penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Iklim

Kabupaten Jayapura beriklim tropis dengan keadaan suhu maksimum pada siang hari 32,20C dan keadaan suhu minimum pada malam hari 23,60C sehingga temperatur rata- rata  untuk  Kabupaten  Jayapura  dan  sekitarnya  27,60C.  Musim  hujan  di  Kabupaten Jayapura memiliki keteraturan yang tidak tetap dengan kecendrungan pada bulan Desember sampai April angin sering bertiup kearah barat, sedangkan pada bulan Mei sampai November angin bertiup kearah tenggara.

3. Curah Hujan

Musim di daerah Kabupaten Jayapura dan sekitarnya beriklim tropis basah yang rata-rata curah hujan setiap bulan lebih dari 200 mm. Sedangkan keadaan curah hujan di bagian timur Kabupaten Jayapura terdapat Pegunungan Cycloop yang merupakan sumber penyebab curah hujan di daerah ini sebab pada musim angin bertiup dari arah barat laut yang terjadi antara bulan Desember sampai bulan April uap air dibawah dari Samudera Pasifik di daerah pegunungan berubah menjadi hujan, curah hujan rata-rata pertahun adalah 3.276 mm.

4. Hidrologi

Danau Sentani mendapatkan suplai dari sekitar ±34 sumber mata air dari pegunungan Cycloop. Sumber air danau ini berasal dari 14 sungai besar dan kecil. Luas daerah tangkapan air danau sekitar 600 km2. Ada satu muara yaitu Sungai Djaifuri yang terletak di sebelah Timur (daerah Puay). Beberapa inlet Danau Sentani yaitu Sungai Belo, Sungai Flafouw, dan Sungai Harapan.

5. Topografi dan Tata Guna Lahan

Kondisi topografi ekosistem Danau Sentani didominasi oleh pegunungan dan perbukitan yang merupakan bagian dari pegunungan Cycloop dan telah ditetapkan sebagai kawasan cagar alam setempat.
Festival Danau Sentani

Festival Danau SentaniWisata danau sentani banjirbencana Wisata danau sentani
Wisata danau sentani di papua Jayapura meski terletak di ujung nusantara tenyata menyimpan banyak keindahan yang layak untuk dijelajahi. Saah satunya adalah danau Sentani yang terletak di pegunungan Cycloops yang juga merupakan cagar alam. luas danau Sentani kurang lebih 9.360 hektar dan berada di ketinggian 75 mdpl. Danau Sentani juga merupakan salah satu danau terbesar di Papua. Danau indah ini memiliki 22 pulau yang tersebar di sekeliling danau.

Sama seperti tempat unik lainnya yang ada di Indonesia, danau Sentani juga memiliki legenda yang menjadikan tempat ini semakin menarik untuk dikunjungi. Kisah tentang danau Sentani ini bermula dari Sohibul yang merupakan masyarakat Sentani yang menaiki naga. Kemudian terdampar di wilayah danau Sentani yang mengakibatkan si naga mati dan penunganggnya selamat. Setelahnya mereka membuat sebuah perdaban baru di lingkungan Danau Sentani ini.

Tak hanya di keindahan alam dan legenda yang dijadikan daya tarik wisatwan agar berkunjung ke danau Sentani, namun pemerintah juga mengadkan festival Sentani sebagai usaha untuk mengenalkan Danau Sentani kepada masyarakat lokal dan internasional. Festival ini diadakan setiap tahun yang menampilkan atraksi budaya dari masing-masing suku Sentani. Acara ini pertama kali digelar pada tahun 2008 yang diadakan di Pantai Khalkote, di tepian Danau Setani. Festival ini selalu berlangsung setiap tanggal 19 Juni selama satu pekan berturut-turut.
buaya Wisata danau sentani 
Untuk mengunjungi danau Sentani, anda tidak akan kesulitan dalam hal transportasi. Sebab danau ini hanya berjarak kurang lebih 50 kilimater dari Jayapura. Untuk mengelilingi danau ini juga sudah disediakan perahu yang siap mengantar anda. Di danau Sentani anda dapat melihat beraneka ragam species ikan yang hidup di air tawar yang merupakan ian endemic danau Sentani. Jenis ikan tersebut antara lain ikan gabus danau snetani, ikan pelangi sentani, dan yang paling khas adalah hiu gergaji. Keragaman biota air tawar ini kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat untuk budidaya ikan air tawar.
Pemandangan di danau Sentani ini sunguh sangat memukau mata yang memandang. Ada sekurangnya 24 kampung yang tersebar di pulau-pulau disekitar danau Sentani. Anda bisa menikmati keindahan kampung-kampung tersebut dengan menggunakan perahu yang disewakan, anda juga bisa melakukan aktifitas lainnya seperti memancing, menyelam, ski air, dan yan pasti anda bisa melakukan wisata kuliner mencicipi masakan khas Jayapura yang tak kalah eksotisnya.

Jika anda memutuskan Danau Sentani sebagai tujuan wisata anda, anda tak perlu khawatir untuk mendapatkan penginapan di sana. Pasalnya sebagai daerah kunjungan wisata, danau Sentani juga difasilitasi dengan penginapan yang lumayan murah. Namun jika anda menginnginkan menginap di hotel berbintang sepertinya anda harus mengurungkan niat anda, sebab di sini hanya ada satu hotel berbintang dengan tariff kamar mulai harga Rp 900.000 per malam. Jika harga itu terlalu tinggi untuk anda, cobalah untuk mencari penginapan lain yang harganya jauh di bawah itu. Anda bisa menginap di Sentani Indah Hotel dengan tariff mulai Rp 300.000 per malam. 

Dengan harga itu anda sudah mendapatkan fasilitas yang lumayan komplit. Lokasi hotel ini juga tidak terlalu jauh dari objek wisata karena hanya terletak kira-kira 10 – 15 menit perjalanan untuk sampai di patai Khalkote. Jika anda ingin hotel yang lebih murah lagi anda bisa menentukan pilihan untuk menginap di daerah Jayapura, namun perlu anda perhitungkan jarak antara danau Sentani dengan lokasi anda menginap yang cukup jauh. Jadi anda harus mengeluarkan dana ekstra untuk menyewa mobil atau transportasi lainnya.

Sebagai bahan pertimbangan anda jika hendak melakukan perjalanan ke Danau Sentani, anda yang datang dari Indonesia bagian barat bisa naik pesawat dengan tujuan Bandara Sultan Hasanudin, Makasar, Sulawesi Seatan. Dari Sultan Hasanudin, perjalanan dilanjutkan menuju Bandara Sentani di Jayapura, Papua. Jika telah sampai di Bandara Sentani untuk melanjutkan perjalanan menuju Danau Sentani tidaklah sulit. Anda cukup menyewa mobil atau menggunakan transportasi umum berupa taksi untuk menuju Danau Sentani yang bisa anda tempuh hanya dalam waktu 15 menit saja. Tak hanya itu, untuk menghemat pengeluaran, anda bisa memilih jasa tukang ojeg untuk mengantar anda langsung ke Danau Sentani atau ingin menuju penginapan terlebih dahulu.
 

cerita Wisata danau sentani

Danau Toba MedanSumatera Utara



Danau Toba MedanSumatera Utara




Membicarakan soal danau Toba tentunya tak lepas dari penjelasan mengenai danau vulkanik dengan panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di kota Medan, Sumatera Utara. Danau ini adalah danau air tawar terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara di mana di bagian tengah Toba terdapat pulau vulkanik, Samosir. Toba memang indah, tapi tahukah kamu kalau Toba juga menyimpan kisah-kisah misterius soal keberadaan makhluk kasat mata? Memang ada yang percaya dan tidak. Namun menyimak kisah-kisah angker di Toba, apa yang kamu pikirkan? berikut 8 Kisah Angker Menyeramkan di Danau Toba Dilansir kapanlagi and lihat.

1. Sosok Misterius Tepi Danau




Sekelompok mahasiswa alumni USU pernah menghabiskan malam bersama di pinggiran Toba. Seperti lazimnya sekelompok anak muda, mereka pasti menghabiskan waktu dengan berfoto bersama saat waktu mendekati Maghrib itu.

Asyik berfoto, ternyata mereka menyadari sebuah keganjilan saat foto-foto tersebut dicetak. Dari semua foto ada salah satu foto yang berwarna pucat. Yang lebih mengerikan lagi adalah terlihat sosok jauh di belakang mereka tampak seperti seekor monyet namun mirip manusia dengan wajah menyerupai kakek tua dan sangat menyedihkan dan kaki yang terayun serta tubuh membungkuk.

2. Para Pengganggu Tongging


Kisah ini terjadi di malam tahun baru 2009 saat sekelompok orang menikmati indahnya pergantian tahun di desa Tongging, desa tepi danau Toba. Untuk mendapatkan pemandangan spektakuler di tahun baru, sekelompok pemuda itu melintasi tanjakan Tongging. Rupanya tak hanya medan yang terjal saja yang mengganggu perjalanan dini hari mereka. Namun juga sosok-sosok tak kasat mata yang usil seperti mesin kendaraan yang tiba-tiba mati tanpa sebab padahal kendaraan dalam kondisi baik sampai perasaan berat yang menyiksa padahal kondisi aman saja. Menurutmu itu apa?

3. Wajib Ucapkan Permisi 


Sebagai danau vulkanis purbakala, Toba memang sudah melewati banyak sekali masa atau era. Sudah banyak hal yang terjadi di Toba baik buruk ataupun tidak. Untuk menuju Toba memang harus melintasi 

berbagai tanjakan yang berliku. Konon katanya di antara jalanan berliku dan lembah-lembah yang indah itu ada sebuah gua misterius yang ketika kendaraan melintasi bagian depannya akan tiba-tiba mati mesin

tanpa alasan jelas. Masyarakat percaya jika demikian maka harus mengucapkan kalimat 'Santabi Oppung' yang berarti permisi dalam bahasa Medan sambil meletakkan sebatang rokok yang sudah menyala. Dan kemudian mesin kembali menyala, konon cerita ini juga sama dengan yang dipercaya ada di daerah Batu Lubang, Sibolga.

4. Karma Penunggu Danau? 


Seperti yang lazim berlaku di mana pun, saat kamu ada di Toba memang harus bersikap dan berbicara sopan di kawasan Toba termasuk dilarang berbuat asusila, menyakiti hewan sampai membuang benda-benda yang dianggap tak sopan. Konon katanya ada seorang wanita yang mencoba melanggar pantangan tersebut dan iseng membuang sampah pribadi ke Toba dan secara misterius pula wanita itu seakan ditarik sosok misterius untuk masuk dan tenggelam ke Toba. Hmm, misteri yang cukup sulit untuk dijelaskan ya?

5. Ikan Mas Raksasa


Cerita turun menurun menyebutkan jika di Toba ada sosok tiga ekor ikan mas yang sangat besar dengan warna khas Batak (Bonang Manalu) yakni merah, hitam dan putih. Menurut masyarakat sekitar mereka kerap kali melihat ketiga ekor ikan berukuran berbeda antara 4-10 meter melintasi danau. Nelayan di perairan Toba selalu gelisah saat rombongan ikan itu lewat karena kerap kali merusak perangkap jala mereka. Konon katanya ketiga ekor ikan itu adalah penunggu Toba selama ratusan tahun lamanya.

6. Tangisan Misterius


Sebagai danau yang indah, Toba memang menawarkan pemandangan super memukau tak hanya siang hari namun juga malam menjelang. Tak heran jika karena itu banyak yang memilih bermalam untuk menikmati

sinar rembulan memantul di malam. Namun rupanya ada juga sosok-sosok misterius tak kasat mata yang seakan masih memiliki tanggungan di dunia juga menikmati malamnya Toba. Ya, ada cerita yang

menyebutkan jika di beberapa sudut Toba kerap terdengar suara tangisan kesedihan yang konon merupakan korban orang-orang hilang karena tenggelam di sana. Apakah kamu pernah mengalami kejadian itu?

7. Sosok Begu Ganjang


Begu Ganjang adalah sosok makhluk mistis yang dikenal oleh etnis Batak Toba. Begu Ganjang berarti hantu panjang yang keberadaannya kerap dikaitkan dengan fenomena aneh seperti orang yang tiba-tiba sakit

atau meninggal secara mencurigakan. Mereka yang pernah melihat, menjelaskan jika Begu Ganjang adalah makhluk tinggi yang jika dilihat bisa mencekik orang yang melihatnya. 

Sosoknya dipercaya berambut panjang dan suka berdiam di pucuk-pucuk pohon yang tinggi. Meski keberadaan makhluk ganjil ini masih menjadi perdebatan namun banyak yang percaya atas kehadirannya.

8. Sosok Muka Rata


Ada sekelompok anak muda yang mengakui mengalami kejadian misterius di penginapan tepian Toba. Saat itu anak-anak muda tersebut memilih untuk bermain di pinggiran perairan Toba tepat tengah 

malam karena tak bisa tidur. Dari sekelompok pemuda itu ada seseorang yang memilih duduk di tepian danau karena enggan bermain. Lalu saat teman-temannya asyik bermain dia melihat ada sosok wanita misterius yang tiba-tiba muncul di dekat teman-temannya yang bermain air. Wanita misterius itu berjalan keluar 

dari danau dan ke arahnya. Betapa kagetnya dia saat sosok wanita itu mendekat yang dilihat alih-alih wajah cantik namun wajah super putih dan rata tanpa ada mata atau mulut atau hidung. 





Danau Kelimutu Flores_NTT

 Danau Kelimutu Flores_NTT


“Bhua ria artinya hutan lebat yg berawan” adalah tempat bermukimnya “Konde Ratu bersama Rakyatnya.Di kalangan rakyat kala itu, terdapat dua tokoh yang sangat disegani, yaitu Ata Polo si tukang sihir jahat dan kejam yang suka memangsa manusia, dan Ata Bupu yang dihormati karena sifatnya yang berbelas kasih serta memiliki penangkal sihir.
keli3Walaupun memiliki kekuatan gaib yang tinggi dan disegani masyarakat, keduanya berteman baik serta tunduk dan hormat kepada Konde Ratu. Ata Bupu dikenal sebagai petani yang memiliki ladang kecil di pinggir Bhua Ria, sedangkan Ata Polo lebih suka berburu mangsa berupa manusia di seluruh jagat raya.
 pada masa itu, kehidupan di “Bhua Ria” berlangsung tenang dan tenteram, sampai kedatangan sepasang Ana Kalo (anak yatim piatu) yang meminta perlindungan Ata Bupu karena ditinggal kedua orang tuanya ke alam baka. Karena sifatnya yang berbelas kasih, permintaan kedua anak yatim piatu tersebut dikabulkan oleh Ata Bupu namun dengan satu syarat, yaitu mereka harus menuruti nasehatnya untuk tidak meninggalkan areal ladangnya agar tidak dijumpai dan dimangsa oleh Ata Polo.
Pada suatu hari, Ata Polo datang menjenguk Ata Bupu di ladangnya. Setibanya di ladang Ata Bupu, Ata Polo mencium bau menusuk (bau mangsa) dalam pondok Ata Bupu. Segera meleleh air liur Ata Polo yang kemudian hendak mencari mangsanya di dalam pondok tersebut. Niat jahat Ata Polo tersebut diketahui oleh Ata Bupu yang segera menahan langkah Ata Polo sambil menyarankan kepadanya untuk datang kembali kelak setelah anak-anak tersebut sudah dewasa, karena saat ini mereka masih anak-anak, lagi pula dagingnya tentu tidak sedap untuk disantap.
Ketika tiba saatnya, sesuai waktu yang telah disepakati, Ata Polo mendatangi pondok Ata Bupu untuk menagih janji. Namun karena ketika tiba di pondok Ata Bupu, dilihatnya kedua anak tersebut tidak berada di tempat, maka Ata Polo pun marah dan menyerang Ata Bupu dengan ganasnya. Menanggapi serangan Ata Polo yang tidak main-main, Ata Bupu segera membalas serangan itu dengan ilmu andalannya “magi puti” untuk menangkal “magi hitam” Ata Polo.
Pada awalnya perkelahian keduanya berjalan seimbang karena keduanya memiliki ilmu yang tinggi dan setingkat. Namun, lama kelamaan tenaga Ata Bupu yang sudah tua kian melemah, sementara gempuran semburan api Ata Polo semakin gencar dan menjadi-jadi. Ata Bupu hanya bisa mengelak dengan gempa bumi. Akibatnya timbul gempa bumi dan kebakaran besar hingga kaki gunung Kelimutu. Ketika merasa tak mampu lagi menandingi kekuatan Ata Polo, Ata Bupu memutuskan untuk raib ke perut bumi. Akibatnya Ata Polo menjadi semakin murka dan menggila.

Ketika mencim bau dua remaja yang tengah bersembunyi di dalam gua, Ata Polo pun bertambah beringas. Namun takdir akhirnya menentukan bahwa Ata Polo harus tewas di telan bumi karena sepak terjangnya yang kelewatan. Kedua remaja yang tengah bersembunyi juga turut menjadi korban. Gua tempat persembunyian Ko’ofai dan Nuwa Muri runtuh akibat gempa dan menguburkan keduanya hidup-hidup.Beberapa saat setelah kejadian itu, ditempat Ata Bupu raib ke perut bumi, timbul danau berwarna biru. Di tempat Ata Polo tewas ditelan bumi terbentuk danau yang warna airnya merah darah yang selalu bergolak. Sedangkan di tempat persembunyian Ko’ofai dan Nuwa Muri, terbentuk sebuah danau dengan warna air hijau tenang.
Ketiga danau berwarna tersebut, masing-masing oleh masyarakat setempat diberi nama sesuai dengan sejarah terbentuknya tadi, yaitu Tiwu Ata Polo (dipercayai sebagai danau tempat berkumpulnya arwah-arwah para tukan tenung atau orang jahat yang meninggal), Tiwu Nuwa Muri Ko’ofai (dipercayai sebagai danau tempat berkumpulnya arwah muda mudi yang meninggal), dan Tiwu Ata Mbupu (dipercayai sebagai danau tempat berkumpulnya arwah-arwah para tetua yang sudah meninggal).
Demikianlah kisah Mistis Danau Kelimutu,Kelimutu merupakan gabungan dari kata keli yang berarti gunung dan mutu yang berarti mendidih ditemukan oleh Van Suchtelen, pegawai Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915. Danau ini mulai dikenal setelah Romo Bouman menerbitkan artikel mengenai Danau Kelimutu.Danau vulkanik itu dianggap ajaib atau misterius, karena warna ketiga danau tersebut berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Dari sudut kajian ilmiah saya cuma mendapatkan informasi singkat seperti ini :
perubahan warna air di danau itu disebabkan aktivitas Gunung Berapi Kelimutu, pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimia terlarut, serta akibat pantulan warna dinding dan dasar danau. Penjelasan singkat bahwa perubahan warna air ke biru putih (sekarang hijau) dimungkinkan oleh perubahan komposisi kimia air kawah akibat perubahan gas-gas gunung api, atau dapat juga akibat meningkatnya suhu.
kelimutu1
Sementara itu, meningkatnya konsentrasi besi (Fe) dalam fluida menyebabkan warna merah hingga kehitaman (sekarang cokelat tua). Adapun warna hijau lumut dimungkinkan dari biota jenis lumut tertentu.Lalu soal dinding pemisah antara tiwu nua muri ko’o fai dengan tiwu ata polo diberikan penjelasan singkat bahwa dari sudut geologi, bagian dinding danau merupakan bagian yang paling labil. Dengan posisi berdekatan, apalagi jika terjadi gempa dengan skala besar, tidak menutup kemungkinan kedua danau ini akan menyatu.
Selain itu, mengingat Pulau Flores termasuk daerah rawan gempa, diperlukan kajian untuk dapat menginformasikan kepada wisatawan pada lokasi mana harus berlindung ketika berada di sekitar Danau Kelimutu.
RIWAYAT TERBENTUKNYA DANAU KELIMUTU
Gunung Kelimutu (1640m dpl) tumbuh di dalam kaldera sokoria dan mutubusa, bersama dengan G Kelido (1641m dpl ) dan G Kelibara (1630m dpl). ketiganya membangun kompleks yang bersambungan kecuali G Kelibara yang terpisah oleh lembah dan kaldera sokoria.
Letak puncak-puncak gunung api ini terjadi karena perpindahan titik erupsi melalui sebuah celah yang menjurus lebih kurang utara-selatan.
Dari ketiga gunung tersebut G Kelimutu merupakan kerucut tertua, dan masih memperlihatkan aktivitas sampai sekarang yang merupakan kelanjutan kegiatan gunung api tua sokoria. Tubuh gunung Kelimutu sendiri di bangun oleh batuan piroklastika (bom,lipili,scoria,pasta,abu,awan panas dan lahar ) serta lelehan lava. Permukaan lerengnya berkembang ke arah timur,tenggara, dan barat daya, dengan fotografi kasar sedang, yang dibangun oleh aliran piroklastika dan lahar serta lelehan lava andesit,. Penyebaran lereng barat-selatan berelief sedang, yang di bangun oleh kelimutu muda, tapi terhalang G Kelibara, sedangkan barat-utara memperlihatkan morfologi berelief kasar.
Ketiga sisa kawah tersebut kini menjadi danau kawah dengan warna air berlainan, mempunyai ukuran diameter bervariasi pula, bernama; Tiwu ata polo (danau merah), Tiwu nuwamuri ko’ofai (danau hijau), dan Tiwu ata bupu (danau biru).
Sejarah danau kelimutu memang kurang di kenal, namun menurut keterangan penduduk setempat, gunung dengan ketiga danau berwarna ini sudah ada sepanjang sejarah, dimana diantara dinding kedua danau di bagian timur (dari tugu), dahulunya biasa di lalui orang, tetapi sekarang dinding tersebut telah menipis dan hampir lenyap akibat peristiwa vulkanik berupah letusan dan gempa bumi.
KELI2
Berdasarkan catatan G Kelimutu meletus dahsyat pada tahun 1830, dengan mengeluarkan lava hitam, kemudian kembali meletus tahun 1869-1870 disertai aliran lahar, dan membut suasana gelap gulita di sekitarnya, dimana hujan abu dan lontaran batu hingga mencapai desa Pemo.
Kegiatan vulkanik
Berdasarkan sejarah, aktivitas vulkanik dari G Kelimutu tidak begitu banyak, umumnya aktivitas vulkanik terjadi berupah letusan freatik dan perubahan air danau kawah. Tercatat aktivitas vulkaniknya sejak tahun 1830 sampai 1997 sekitar 11 kali aktivitas vulkanik.
Perubahan warna air danau
Ketiga danau kawah selalu mengalami perubahan warna air, perubahan warna ini erat kaitannya dengan aktivitas vulkanik, dan perubahannya tidak meiliki pola yang jelas tergantung kegiatan magmatiknya.
Sebagai gunung api aktif, perubahan warna air kawah merupakan parameter yang dipakai dalam menentukan kesiapsiagaan bencana gunung api.
Perubahan warna air danau tercatat dari tahun 1915 sampai 2011:
– Tiwu ata polo (danau merah) mengalami perubahan sebanyak 44 kali;
– Tiwu nuwamuri ko’ofai (danau hijau) sekitar 25 kali,
– Tiwu ata bupu (danau biru) sekitar 16 kali perubahan.





Danau Labuan Cermin – Berau

Danau Labuan Cermin – Berau

 



RASA lelah seketika hilang, meski sebelumnya harus menempuh perjalanan sejauh 250 kilometer dari Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau. Lama perjalanan 8 jam dari Tanjung Redeb itu seperti tak terasa dan langsung terobati begitu melihat kejernihan air di danau yang dikelilingi keasrian hutan mangrove yang masih terjaga.
Dasar air terlihat begitu jelas, termasuk biota air di dalamnya seperti karang dan ikan beragam jenis. Tak ketinggalan, penyu hijau juga sesekali singgah di perairan ini.
Dari dasar danau, air terlihat dangkal. Padahal sebenarnya kedalamannya bisa lebih dari 3 meter.  Keunikan lain, di bagian permukaan air terasa agak asin. Sementara di dasarnya terasa tawar. Ini karena pengaruh sumber air danau yang berasal dari bebatuan mengandung kapur.
Tak jauh dari kawasan ini terdapat pelabuhan tradisional. Ini mendukung aktivitas warga yang banyak tinggal di kawasan ini dengan mata pencaharian sebagai nelayan. Baik menangkap ikan di laut lepas, maupun dengan cara membuat bagan.
Danau Labuan Cermin – Berau
Bertolak dari dermaga tradisional yang ada di muara danau, perahu menyusuri ke arah sumber air. Melintasi bawah Jembatan Labuan Cermin, perahu terus bergerak ke ujung danau, tempat air berasal. Perlu waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke lokasi tersebut. Begitu di ujung danau, terlihat kawasan masih asri, dikelilingi rerimbunan pohon. Di salah satu sudut, terlihat batang kayu yang disusun seadanya untuk istirahat sejenak.
Di balik daerah perbukitan itu, terdapat danau lagi yang jaraknya sekitar 100 meter. Kejernihannya, jelas tak usah diragukan.
“Ikan di danau ini semakin banyak. Ikannya mulai berkembang-biak karena tak diganggu orang. Sayangnya, objek wisata ini belum dikelola secara maksimal. Karena itu, Pemda bertekad mengembangkan lokasi ini, diawali dengan menetapkan kawasan ini sebagai kawasan konservasi atau kawasan lindung. Setelah itu, akan dilengkapi sarana penunjang yang memudahkan pengunjung menikmati danau ini.
Danau Labuan Cermin – Berau1
Air yang konon juga menjadi tempat mandi para Raja Berau di masa lalu, juga dimanfaatkan warga sebagai sumber air bersih. Tak perlu bahan kimia, cukup siapkan pipa saja dan air bisa disedot untuk dialirkan ke rumah-rumah.
“Yang penting lingkungan mangrove-nya tetap terjaga, air ini akan selalu jernih,”
Untuk menuju lokasi ini, dari Tanjung Redeb harus menggunakan angkutan pedesaan atau mobil carter ke arah Selatan. Daerah yang dilalui antara lain Tabalar, Biatan, Talisayan dan Batu Putih. Setelah itu barulah tiba di Biduk-biduk. Tak usah memikirkan perjalanan yang begitu panjang. Karena keindahannya seimbang dengan rasa capek dan biaya yang dikeluarkan
Tak jauh dari lokasi ini, penikmat wisata juga bisa mengunjungi pantai Teluk Sulaiman, yang tak kalah indah dengan Pulau Derawan. Kawasan itu juga terus ditingkatkan fasilitasnya
sebagai daerah kunjungan wisata alternatif.