Danau Maninjau Agam Sumatra Barat
Puncak Lawang Danau Maninjau adalah sebuah danau di kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam. Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Luas Maninjau sekitar 99,5 km˛ dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan Gunung yang bernama Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Menurut legenda di Ranah Minang, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan. Danau Maninjau merupakan sumber air untuk sungai bernama Batang Antokan. Di salah satu bagian danau yang merupakan hulu dari Batang Antokan terdapat PLTA Maninjau. Puncak tertinggi diperbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang. Untuk bisa mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang kurang lebih 10 KM mulai dari Ambun Pagi sampai ke Maninjau
kawasan
Puncak Lawang dikembangkan sebagai lokasi Take Off Olah Raga Dirgantara
Paralayang (Paragliding). Sambil melayang-layang bebas di udara dan
menjelang mendarat di Bayur, tepian Danau Maninjau, dari udara kita
dapat menikmati keindahan Danau Maninjau yang tiada duanya
Puncak lawang merupakan salah satu tempat terbaik untuk olahraga paragliding di asia tenggara, terletak di ketinggian 900 mdpl Bagi mereka yang menyukai tantangan dan lintas alam dapat berjalan kaki menuruni lereng menuju Danau Maninjau atau melintasi hutan lindung ke Objek Wisata Embun atau kembali ke hotel. Dan perjalan wisata kita kurang lengkap jika belum mencoba menikmati keindahan Danau Maninjau dari udara dengan Terbang Tandem mengunakan Paralayang bersama penerbang-penerbang lokal yang handal dan terlatih
Air
Tigo Raso
kolam yang memiliki air dengan tiga rasa ini, yaitu manis, asam dan pahit. Tempat wisata ini dikenal dengan nama Air Tigo Raso. Kolam air Tigo Raso yang terletak di Kota Malintang ini, diyakini oleh masyarakat setempat memiliki kekuatan gaib. Masyarakat mempercayai bahwa airnya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Dan yang utama, air ini diyakini bisa membuat Anda awet muda. Bila anda mempunyai keinginan untuk tetap awet muda
Museum
Buya Hamka
Di
tepi Danau Maninjau, di suatu kampung bernama Tanah Sirah, dalam Negeri
Sungai Batang, di situlah rumah orangtuaku. Aku masih teringat sebuah
rumah atap ijuk bergonjong empat, menghadap ke danau, membelakang ke
timur. Halamannya tidak luas, sebab rumah itu di lereng bukit. Di pinggir
halaman, ditanam andung (nenek) bungaraya putih, yang senantiasa dipangkas
agar mudah bagi ibuku menjemur kain.
Begitulah Hamka mengawali kisah hidupnya yang tertuang dalam otobiografi berjudul Kenang-kenangan Hidup. Secara umum, gambaran seperti dituturkan Buya ini tak banyak berubah. Di tempat itu masih tegak sebuah rumah bergonjong -sebutan rumah adat Minangkabau- dengan empat tanduk. Letaknya, masih di lereng bukit, menghadap Danau Maninjau nan permai. Halamannya tak luas-luas benar, yang masih juga dihiasi bunga-bungaan. Cuma, ada sejumlah detail yang kini -100 tahun kemudian- jauh berbeda. Rumah itu bukan lagi rumah tua karena sudah direnovasi total dengan tetap mempertahankan model aslinya. Atapnya tak lagi dari ijuk, melainkan bersalut atap modern. Kini halamannya pun ditutupi rerumputan dan dihiasi bunga aneka warna yang terawat baik. Untuk sampai ke rumah itu, pengunjung mesti mendaki jenjang semen berbentuk huruf U setinggi kira-kira empat meter. Yang paling berbeda, rumah itu bukan lagi rumah tinggal. Bangunan itu sudah jadi museum rumah kelahiran Buya Hamka. |
||||||||||||||||||||||||||||||
Wednesday, 17 December 2014
Danau Maninjau Agam Sumatra Barat
Objek Wisata Danau Tondano
Objek Wisata Danau Tondano
Manado
Manado
berada Desa Remboken, yaitu 3 km dari Kota Tomohon atau 30 km dari Kota Manado,
Ibukota Propinsi Sulawesi Utara. Letak danau ini diapit oleh Gunung
Kaweng, Pegunungan Lembean, Bukit Tampusu dan Gunung Masarang. Danau ini
dikelilingi oleh jalan yang menghubungkan Kota Tondano, Kecamatan
Tondano Timur, Tondano Selatan, Kecamatan Kakas, Kecamatan Eris dan
Kecamatan Remboken.
Danau Tondano memiliki luas 4.278 hektar dengan ukuran sekitar 5 kilometer X 11 kilometer. Danau Tondano berada di ketinggian 684 meter dpl,
sehingga membuat udara di danau ini begitu sejuk ditambah pemandangan
perbukitan yang hijau dipadu dengan keindahan danau Tondano sendiri
membuat objek wisata ini patut dikunjungi bila sobat berada di Sulawesi
Utara.
Danau Tondano Dari Bukit |
Pulau Likri |
Peta Danau Tondano |
Naik Perahu |
Wisata Danau Sentani Jayapura
Wisata Danau Sentani Jayapura
Wisata danau sentani ada dimana adalah
bagian dari kumpulan gallery gambar pada Pemandangan Alam Danau Sentani
Papua dengan menggunakan tag foto Danau Sentani,keindahan Danau
Sentani,letak Danau Sentani,wisata Danau Sentani.
WISATA DANAU SENTANI ADA DIMANA adalah satu dari beberapa contoh gambar atau foto wallpaper dari postingan Pemandangan Alam Danau Sentani Papua
1. Letak Geografis dan Luas Danau
Secara Astronomis, Danau Sentani terletak di Kabupaten Jayapura pada koordinat 140o23‘ – 140o50‘ LS dan 2o31‘ – 2o41‘ BT. Danau Sentani terletak di sebelah Selatan Kota Sentani yang merupakan ibukota Kabupaten Jayapura. Danau Sentani terdapat di Kota Sentani yang meliputi Distrik Sentani, Ebungfau, Waibu, dan Sentani Timur. Danau Sentani dikelilingi oleh perkampungan dimana sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya dari budidaya perikanan dan pertanian.Danau Sentani yang memiliki luas 9.630 hektar (ha) dan kedalaman 70 m dpl merupakan satu kesatuan dengan Cagar Alam Pegunungan Cycloops (Jayapura) yang berareal 245.000 ha. Pegunungan Cycloops yang berbatasan dengan Kota Jayapura ditetapkan menjadi cagar alam (tahun 1995), sebagai pusat penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Iklim
Kabupaten Jayapura beriklim tropis dengan keadaan suhu maksimum pada siang hari 32,20C dan keadaan suhu minimum pada malam hari 23,60C sehingga temperatur rata- rata untuk Kabupaten Jayapura dan sekitarnya 27,60C. Musim hujan di Kabupaten Jayapura memiliki keteraturan yang tidak tetap dengan kecendrungan pada bulan Desember sampai April angin sering bertiup kearah barat, sedangkan pada bulan Mei sampai November angin bertiup kearah tenggara.3. Curah Hujan
Musim di daerah Kabupaten Jayapura dan sekitarnya beriklim tropis basah yang rata-rata curah hujan setiap bulan lebih dari 200 mm. Sedangkan keadaan curah hujan di bagian timur Kabupaten Jayapura terdapat Pegunungan Cycloop yang merupakan sumber penyebab curah hujan di daerah ini sebab pada musim angin bertiup dari arah barat laut yang terjadi antara bulan Desember sampai bulan April uap air dibawah dari Samudera Pasifik di daerah pegunungan berubah menjadi hujan, curah hujan rata-rata pertahun adalah 3.276 mm.4. Hidrologi
Danau Sentani mendapatkan suplai dari sekitar ±34 sumber mata air dari pegunungan Cycloop. Sumber air danau ini berasal dari 14 sungai besar dan kecil. Luas daerah tangkapan air danau sekitar 600 km2. Ada satu muara yaitu Sungai Djaifuri yang terletak di sebelah Timur (daerah Puay). Beberapa inlet Danau Sentani yaitu Sungai Belo, Sungai Flafouw, dan Sungai Harapan.5. Topografi dan Tata Guna Lahan
Kondisi topografi ekosistem Danau Sentani didominasi oleh pegunungan dan perbukitan yang merupakan bagian dari pegunungan Cycloop dan telah ditetapkan sebagai kawasan cagar alam setempat.
Festival Danau Sentani
Jayapura meski terletak di ujung nusantara tenyata menyimpan banyak
keindahan yang layak untuk dijelajahi. Saah satunya adalah danau Sentani
yang terletak di pegunungan Cycloops yang juga merupakan cagar alam.
luas danau Sentani kurang lebih 9.360 hektar dan berada di ketinggian 75
mdpl. Danau Sentani juga merupakan salah satu danau terbesar di Papua.
Danau indah ini memiliki 22 pulau yang tersebar di sekeliling danau.
Sama seperti tempat unik lainnya yang ada di Indonesia, danau Sentani
juga memiliki legenda yang menjadikan tempat ini semakin menarik untuk
dikunjungi. Kisah tentang danau Sentani ini bermula dari Sohibul yang
merupakan masyarakat Sentani yang menaiki naga. Kemudian terdampar di
wilayah danau Sentani yang mengakibatkan si naga mati dan penunganggnya
selamat. Setelahnya mereka membuat sebuah perdaban baru di lingkungan
Danau Sentani ini.
Tak hanya di keindahan alam dan legenda yang dijadikan daya tarik
wisatwan agar berkunjung ke danau Sentani, namun pemerintah juga
mengadkan festival Sentani sebagai usaha untuk mengenalkan Danau Sentani
kepada masyarakat lokal dan internasional. Festival ini diadakan setiap
tahun yang menampilkan atraksi budaya dari masing-masing suku Sentani.
Acara ini pertama kali digelar pada tahun 2008 yang diadakan di Pantai
Khalkote, di tepian Danau Setani. Festival ini selalu berlangsung setiap
tanggal 19 Juni selama satu pekan berturut-turut.
Untuk mengunjungi danau Sentani, anda tidak akan kesulitan dalam hal
transportasi. Sebab danau ini hanya berjarak kurang lebih 50 kilimater
dari Jayapura. Untuk mengelilingi danau ini juga sudah disediakan perahu
yang siap mengantar anda. Di danau Sentani anda dapat melihat beraneka
ragam species ikan yang hidup di air tawar yang merupakan ian endemic
danau Sentani. Jenis ikan tersebut antara lain ikan gabus danau snetani,
ikan pelangi sentani, dan yang paling khas adalah hiu gergaji.
Keragaman biota air tawar ini kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat
untuk budidaya ikan air tawar.
Pemandangan di danau Sentani ini sunguh sangat memukau mata yang
memandang. Ada sekurangnya 24 kampung yang tersebar di pulau-pulau
disekitar danau Sentani. Anda bisa menikmati keindahan kampung-kampung
tersebut dengan menggunakan perahu yang disewakan, anda juga bisa
melakukan aktifitas lainnya seperti memancing, menyelam, ski air, dan
yan pasti anda bisa melakukan wisata kuliner mencicipi masakan khas
Jayapura yang tak kalah eksotisnya.
Jika anda memutuskan Danau Sentani sebagai tujuan wisata anda, anda tak
perlu khawatir untuk mendapatkan penginapan di sana. Pasalnya sebagai
daerah kunjungan wisata, danau Sentani juga difasilitasi dengan
penginapan yang lumayan murah. Namun jika anda menginnginkan menginap
di hotel berbintang sepertinya anda harus mengurungkan niat anda, sebab
di sini hanya ada satu hotel berbintang dengan tariff kamar mulai harga
Rp 900.000 per malam. Jika harga itu terlalu tinggi untuk anda, cobalah
untuk mencari penginapan lain yang harganya jauh di bawah itu. Anda bisa
menginap di Sentani Indah Hotel dengan tariff mulai Rp 300.000 per
malam.
Dengan harga itu anda sudah mendapatkan fasilitas yang lumayan
komplit. Lokasi hotel ini juga tidak terlalu jauh dari objek wisata
karena hanya terletak kira-kira 10 – 15 menit perjalanan untuk sampai di
patai Khalkote. Jika anda ingin hotel yang lebih murah lagi anda bisa
menentukan pilihan untuk menginap di daerah Jayapura, namun perlu anda
perhitungkan jarak antara danau Sentani dengan lokasi anda menginap yang
cukup jauh. Jadi anda harus mengeluarkan dana ekstra untuk menyewa
mobil atau transportasi lainnya.
Sebagai
bahan pertimbangan anda jika hendak melakukan perjalanan ke Danau
Sentani, anda yang datang dari Indonesia bagian barat bisa naik pesawat
dengan tujuan Bandara Sultan Hasanudin, Makasar, Sulawesi Seatan. Dari
Sultan Hasanudin, perjalanan dilanjutkan menuju Bandara Sentani di
Jayapura, Papua. Jika telah sampai di Bandara Sentani untuk melanjutkan
perjalanan menuju Danau Sentani tidaklah sulit. Anda cukup menyewa mobil
atau menggunakan transportasi umum berupa taksi untuk menuju Danau
Sentani yang bisa anda tempuh hanya dalam waktu 15 menit saja. Tak hanya
itu, untuk menghemat pengeluaran, anda bisa memilih jasa tukang ojeg
untuk mengantar anda langsung ke Danau Sentani atau ingin menuju
penginapan terlebih dahulu.
Danau Toba MedanSumatera Utara
Danau Toba MedanSumatera Utara
Membicarakan soal danau Toba tentunya tak lepas dari penjelasan mengenai danau vulkanik dengan panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di kota Medan, Sumatera Utara. Danau ini adalah danau air tawar terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara di mana di bagian tengah Toba terdapat pulau vulkanik, Samosir. Toba memang indah, tapi tahukah kamu kalau Toba juga menyimpan kisah-kisah misterius soal keberadaan makhluk kasat mata? Memang ada yang percaya dan tidak. Namun menyimak kisah-kisah angker di Toba, apa yang kamu pikirkan? berikut 8 Kisah Angker Menyeramkan di Danau Toba Dilansir kapanlagi and lihat.
1. Sosok Misterius Tepi Danau
Sekelompok mahasiswa alumni USU pernah menghabiskan malam bersama di pinggiran Toba. Seperti lazimnya sekelompok anak muda, mereka pasti menghabiskan waktu dengan berfoto bersama saat waktu mendekati Maghrib itu.
Asyik berfoto, ternyata mereka menyadari sebuah keganjilan saat foto-foto tersebut dicetak. Dari semua foto ada salah satu foto yang berwarna pucat. Yang lebih mengerikan lagi adalah terlihat sosok jauh di belakang mereka tampak seperti seekor monyet namun mirip manusia dengan wajah menyerupai kakek tua dan sangat menyedihkan dan kaki yang terayun serta tubuh membungkuk.
2. Para Pengganggu Tongging
Kisah ini terjadi di malam tahun baru 2009 saat sekelompok orang menikmati indahnya pergantian tahun di desa Tongging, desa tepi danau Toba. Untuk mendapatkan pemandangan spektakuler di tahun baru, sekelompok pemuda itu melintasi tanjakan Tongging. Rupanya tak hanya medan yang terjal saja yang mengganggu perjalanan dini hari mereka. Namun juga sosok-sosok tak kasat mata yang usil seperti mesin kendaraan yang tiba-tiba mati tanpa sebab padahal kendaraan dalam kondisi baik sampai perasaan berat yang menyiksa padahal kondisi aman saja. Menurutmu itu apa?
3. Wajib Ucapkan Permisi
Sebagai danau vulkanis purbakala, Toba memang sudah melewati banyak sekali masa atau era. Sudah banyak hal yang terjadi di Toba baik buruk ataupun tidak. Untuk menuju Toba memang harus melintasi
berbagai tanjakan yang berliku. Konon katanya di antara jalanan berliku dan lembah-lembah yang indah itu ada sebuah gua misterius yang ketika kendaraan melintasi bagian depannya akan tiba-tiba mati mesin
tanpa alasan jelas. Masyarakat percaya jika demikian maka harus mengucapkan kalimat 'Santabi Oppung' yang berarti permisi dalam bahasa Medan sambil meletakkan sebatang rokok yang sudah menyala. Dan kemudian mesin kembali menyala, konon cerita ini juga sama dengan yang dipercaya ada di daerah Batu Lubang, Sibolga.
4. Karma Penunggu Danau?
Seperti yang lazim berlaku di mana pun, saat kamu ada di Toba memang harus bersikap dan berbicara sopan di kawasan Toba termasuk dilarang berbuat asusila, menyakiti hewan sampai membuang benda-benda yang dianggap tak sopan. Konon katanya ada seorang wanita yang mencoba melanggar pantangan tersebut dan iseng membuang sampah pribadi ke Toba dan secara misterius pula wanita itu seakan ditarik sosok misterius untuk masuk dan tenggelam ke Toba. Hmm, misteri yang cukup sulit untuk dijelaskan ya?
5. Ikan Mas Raksasa
Cerita turun menurun menyebutkan jika di Toba ada sosok tiga ekor ikan mas yang sangat besar dengan warna khas Batak (Bonang Manalu) yakni merah, hitam dan putih. Menurut masyarakat sekitar mereka kerap kali melihat ketiga ekor ikan berukuran berbeda antara 4-10 meter melintasi danau. Nelayan di perairan Toba selalu gelisah saat rombongan ikan itu lewat karena kerap kali merusak perangkap jala mereka. Konon katanya ketiga ekor ikan itu adalah penunggu Toba selama ratusan tahun lamanya.
6. Tangisan Misterius
Sebagai danau yang indah, Toba memang menawarkan pemandangan super memukau tak hanya siang hari namun juga malam menjelang. Tak heran jika karena itu banyak yang memilih bermalam untuk menikmati
sinar rembulan memantul di malam. Namun rupanya ada juga sosok-sosok misterius tak kasat mata yang seakan masih memiliki tanggungan di dunia juga menikmati malamnya Toba. Ya, ada cerita yang
menyebutkan jika di beberapa sudut Toba kerap terdengar suara tangisan kesedihan yang konon merupakan korban orang-orang hilang karena tenggelam di sana. Apakah kamu pernah mengalami kejadian itu?
7. Sosok Begu Ganjang
Begu Ganjang adalah sosok makhluk mistis yang dikenal oleh etnis Batak Toba. Begu Ganjang berarti hantu panjang yang keberadaannya kerap dikaitkan dengan fenomena aneh seperti orang yang tiba-tiba sakit
atau meninggal secara mencurigakan. Mereka yang pernah melihat, menjelaskan jika Begu Ganjang adalah makhluk tinggi yang jika dilihat bisa mencekik orang yang melihatnya.
Sosoknya dipercaya berambut panjang dan suka berdiam di pucuk-pucuk pohon yang tinggi. Meski keberadaan makhluk ganjil ini masih menjadi perdebatan namun banyak yang percaya atas kehadirannya.
8. Sosok Muka Rata
Ada sekelompok anak muda yang mengakui mengalami kejadian misterius di penginapan tepian Toba. Saat itu anak-anak muda tersebut memilih untuk bermain di pinggiran perairan Toba tepat tengah
malam karena tak bisa tidur. Dari sekelompok pemuda itu ada seseorang yang memilih duduk di tepian danau karena enggan bermain. Lalu saat teman-temannya asyik bermain dia melihat ada sosok wanita misterius yang tiba-tiba muncul di dekat teman-temannya yang bermain air. Wanita misterius itu berjalan keluar
dari danau dan ke arahnya. Betapa kagetnya dia saat sosok wanita itu mendekat yang dilihat alih-alih wajah cantik namun wajah super putih dan rata tanpa ada mata atau mulut atau hidung.
Danau Kelimutu Flores_NTT
Danau Kelimutu Flores_NTT
“Bhua ria artinya hutan lebat yg berawan” adalah tempat bermukimnya “Konde Ratu bersama Rakyatnya.Di kalangan rakyat kala itu, terdapat dua tokoh yang sangat disegani, yaitu Ata Polo si tukang sihir jahat dan kejam yang suka memangsa manusia, dan Ata Bupu yang dihormati karena sifatnya yang berbelas kasih serta memiliki penangkal sihir.
Walaupun memiliki kekuatan gaib yang tinggi dan disegani masyarakat, keduanya berteman baik serta tunduk dan hormat kepada Konde Ratu. Ata Bupu dikenal sebagai petani yang memiliki ladang kecil di pinggir Bhua Ria, sedangkan Ata Polo lebih suka berburu mangsa berupa manusia di seluruh jagat raya.
pada masa itu, kehidupan di “Bhua Ria” berlangsung tenang dan tenteram, sampai kedatangan sepasang Ana Kalo (anak yatim piatu) yang meminta perlindungan Ata Bupu karena ditinggal kedua orang tuanya ke alam baka. Karena sifatnya yang berbelas kasih, permintaan kedua anak yatim piatu tersebut dikabulkan oleh Ata Bupu namun dengan satu syarat, yaitu mereka harus menuruti nasehatnya untuk tidak meninggalkan areal ladangnya agar tidak dijumpai dan dimangsa oleh Ata Polo.
Pada suatu hari, Ata Polo datang menjenguk Ata Bupu di ladangnya. Setibanya di ladang Ata Bupu, Ata Polo mencium bau menusuk (bau mangsa) dalam pondok Ata Bupu. Segera meleleh air liur Ata Polo yang kemudian hendak mencari mangsanya di dalam pondok tersebut. Niat jahat Ata Polo tersebut diketahui oleh Ata Bupu yang segera menahan langkah Ata Polo sambil menyarankan kepadanya untuk datang kembali kelak setelah anak-anak tersebut sudah dewasa, karena saat ini mereka masih anak-anak, lagi pula dagingnya tentu tidak sedap untuk disantap.
Ketika tiba saatnya, sesuai waktu yang telah disepakati, Ata Polo mendatangi pondok Ata Bupu untuk menagih janji. Namun karena ketika tiba di pondok Ata Bupu, dilihatnya kedua anak tersebut tidak berada di tempat, maka Ata Polo pun marah dan menyerang Ata Bupu dengan ganasnya. Menanggapi serangan Ata Polo yang tidak main-main, Ata Bupu segera membalas serangan itu dengan ilmu andalannya “magi puti” untuk menangkal “magi hitam” Ata Polo.
Pada awalnya perkelahian keduanya berjalan seimbang karena keduanya memiliki ilmu yang tinggi dan setingkat. Namun, lama kelamaan tenaga Ata Bupu yang sudah tua kian melemah, sementara gempuran semburan api Ata Polo semakin gencar dan menjadi-jadi. Ata Bupu hanya bisa mengelak dengan gempa bumi. Akibatnya timbul gempa bumi dan kebakaran besar hingga kaki gunung Kelimutu. Ketika merasa tak mampu lagi menandingi kekuatan Ata Polo, Ata Bupu memutuskan untuk raib ke perut bumi. Akibatnya Ata Polo menjadi semakin murka dan menggila.
Ketika mencim bau dua remaja yang tengah bersembunyi di dalam gua, Ata Polo pun bertambah beringas. Namun takdir akhirnya menentukan bahwa Ata Polo harus tewas di telan bumi karena sepak terjangnya yang kelewatan. Kedua remaja yang tengah bersembunyi juga turut menjadi korban. Gua tempat persembunyian Ko’ofai dan Nuwa Muri runtuh akibat gempa dan menguburkan keduanya hidup-hidup.Beberapa saat setelah kejadian itu, ditempat Ata Bupu raib ke perut bumi, timbul danau berwarna biru. Di tempat Ata Polo tewas ditelan bumi terbentuk danau yang warna airnya merah darah yang selalu bergolak. Sedangkan di tempat persembunyian Ko’ofai dan Nuwa Muri, terbentuk sebuah danau dengan warna air hijau tenang.
Ketiga danau berwarna tersebut, masing-masing oleh masyarakat setempat diberi nama sesuai dengan sejarah terbentuknya tadi, yaitu Tiwu Ata Polo (dipercayai sebagai danau tempat berkumpulnya arwah-arwah para tukan tenung atau orang jahat yang meninggal), Tiwu Nuwa Muri Ko’ofai (dipercayai sebagai danau tempat berkumpulnya arwah muda mudi yang meninggal), dan Tiwu Ata Mbupu (dipercayai sebagai danau tempat berkumpulnya arwah-arwah para tetua yang sudah meninggal).
Demikianlah kisah Mistis Danau Kelimutu,Kelimutu merupakan gabungan dari kata keli yang berarti gunung dan mutu yang berarti mendidih ditemukan oleh Van Suchtelen, pegawai Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915. Danau ini mulai dikenal setelah Romo Bouman menerbitkan artikel mengenai Danau Kelimutu.Danau vulkanik itu dianggap ajaib atau misterius, karena warna ketiga danau tersebut berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Dari sudut kajian ilmiah saya cuma mendapatkan informasi singkat seperti ini :
perubahan warna air di danau itu disebabkan aktivitas Gunung Berapi Kelimutu, pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimia terlarut, serta akibat pantulan warna dinding dan dasar danau. Penjelasan singkat bahwa perubahan warna air ke biru putih (sekarang hijau) dimungkinkan oleh perubahan komposisi kimia air kawah akibat perubahan gas-gas gunung api, atau dapat juga akibat meningkatnya suhu.
Sementara itu, meningkatnya konsentrasi besi (Fe) dalam fluida menyebabkan warna merah hingga kehitaman (sekarang cokelat tua). Adapun warna hijau lumut dimungkinkan dari biota jenis lumut tertentu.Lalu soal dinding pemisah antara tiwu nua muri ko’o fai dengan tiwu ata polo diberikan penjelasan singkat bahwa dari sudut geologi, bagian dinding danau merupakan bagian yang paling labil. Dengan posisi berdekatan, apalagi jika terjadi gempa dengan skala besar, tidak menutup kemungkinan kedua danau ini akan menyatu.
Selain itu, mengingat Pulau Flores termasuk daerah rawan gempa, diperlukan kajian untuk dapat menginformasikan kepada wisatawan pada lokasi mana harus berlindung ketika berada di sekitar Danau Kelimutu.
RIWAYAT TERBENTUKNYA DANAU KELIMUTU
Gunung Kelimutu (1640m dpl) tumbuh di dalam kaldera sokoria dan mutubusa, bersama dengan G Kelido (1641m dpl ) dan G Kelibara (1630m dpl). ketiganya membangun kompleks yang bersambungan kecuali G Kelibara yang terpisah oleh lembah dan kaldera sokoria.
Letak puncak-puncak gunung api ini terjadi karena perpindahan titik erupsi melalui sebuah celah yang menjurus lebih kurang utara-selatan.
Dari ketiga gunung tersebut G Kelimutu merupakan kerucut tertua, dan masih memperlihatkan aktivitas sampai sekarang yang merupakan kelanjutan kegiatan gunung api tua sokoria. Tubuh gunung Kelimutu sendiri di bangun oleh batuan piroklastika (bom,lipili,scoria,pasta,abu,awan panas dan lahar ) serta lelehan lava. Permukaan lerengnya berkembang ke arah timur,tenggara, dan barat daya, dengan fotografi kasar sedang, yang dibangun oleh aliran piroklastika dan lahar serta lelehan lava andesit,. Penyebaran lereng barat-selatan berelief sedang, yang di bangun oleh kelimutu muda, tapi terhalang G Kelibara, sedangkan barat-utara memperlihatkan morfologi berelief kasar.
Ketiga sisa kawah tersebut kini menjadi danau kawah dengan warna air berlainan, mempunyai ukuran diameter bervariasi pula, bernama; Tiwu ata polo (danau merah), Tiwu nuwamuri ko’ofai (danau hijau), dan Tiwu ata bupu (danau biru).
Sejarah danau kelimutu memang kurang di kenal, namun menurut keterangan penduduk setempat, gunung dengan ketiga danau berwarna ini sudah ada sepanjang sejarah, dimana diantara dinding kedua danau di bagian timur (dari tugu), dahulunya biasa di lalui orang, tetapi sekarang dinding tersebut telah menipis dan hampir lenyap akibat peristiwa vulkanik berupah letusan dan gempa bumi.
Berdasarkan catatan G Kelimutu meletus dahsyat pada tahun 1830, dengan mengeluarkan lava hitam, kemudian kembali meletus tahun 1869-1870 disertai aliran lahar, dan membut suasana gelap gulita di sekitarnya, dimana hujan abu dan lontaran batu hingga mencapai desa Pemo.
Kegiatan vulkanik
Berdasarkan sejarah, aktivitas vulkanik dari G Kelimutu tidak begitu banyak, umumnya aktivitas vulkanik terjadi berupah letusan freatik dan perubahan air danau kawah. Tercatat aktivitas vulkaniknya sejak tahun 1830 sampai 1997 sekitar 11 kali aktivitas vulkanik.
Perubahan warna air danau
Ketiga danau kawah selalu mengalami perubahan warna air, perubahan warna ini erat kaitannya dengan aktivitas vulkanik, dan perubahannya tidak meiliki pola yang jelas tergantung kegiatan magmatiknya.
Sebagai gunung api aktif, perubahan warna air kawah merupakan parameter yang dipakai dalam menentukan kesiapsiagaan bencana gunung api.
Perubahan warna air danau tercatat dari tahun 1915 sampai 2011:
– Tiwu ata polo (danau merah) mengalami perubahan sebanyak 44 kali;
– Tiwu nuwamuri ko’ofai (danau hijau) sekitar 25 kali,
– Tiwu ata bupu (danau biru) sekitar 16 kali perubahan.
Danau Labuan Cermin – Berau
Danau Labuan Cermin – Berau
RASA lelah seketika
hilang, meski sebelumnya harus menempuh perjalanan sejauh 250 kilometer
dari Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau. Lama perjalanan 8 jam dari
Tanjung Redeb itu seperti tak terasa dan langsung terobati begitu
melihat kejernihan air di danau yang dikelilingi keasrian hutan mangrove
yang masih terjaga.
Dasar air terlihat begitu jelas, termasuk
biota air di dalamnya seperti karang dan ikan beragam jenis. Tak
ketinggalan, penyu hijau juga sesekali singgah di perairan ini.
Dari dasar danau, air terlihat dangkal. Padahal sebenarnya kedalamannya bisa lebih dari 3 meter. Keunikan lain, di bagian permukaan air terasa agak asin. Sementara di dasarnya terasa tawar. Ini karena pengaruh sumber air danau yang berasal dari bebatuan mengandung kapur.
Dari dasar danau, air terlihat dangkal. Padahal sebenarnya kedalamannya bisa lebih dari 3 meter. Keunikan lain, di bagian permukaan air terasa agak asin. Sementara di dasarnya terasa tawar. Ini karena pengaruh sumber air danau yang berasal dari bebatuan mengandung kapur.
Tak jauh dari kawasan ini terdapat
pelabuhan tradisional. Ini mendukung aktivitas warga yang banyak tinggal
di kawasan ini dengan mata pencaharian sebagai nelayan. Baik menangkap
ikan di laut lepas, maupun dengan cara membuat bagan.
Bertolak
dari dermaga tradisional yang ada di muara danau, perahu menyusuri ke
arah sumber air. Melintasi bawah Jembatan Labuan Cermin, perahu terus
bergerak ke ujung danau, tempat air berasal. Perlu waktu sekitar 20
menit untuk sampai ke lokasi tersebut. Begitu di ujung danau, terlihat
kawasan masih asri, dikelilingi rerimbunan pohon. Di salah satu sudut,
terlihat batang kayu yang disusun seadanya untuk istirahat sejenak.
Di balik daerah perbukitan itu, terdapat danau lagi yang jaraknya sekitar 100 meter. Kejernihannya, jelas tak usah diragukan.
“Ikan di danau ini semakin banyak. Ikannya mulai berkembang-biak karena tak diganggu orang.
Sayangnya, objek wisata ini belum dikelola secara maksimal. Karena itu,
Pemda bertekad mengembangkan lokasi ini, diawali dengan menetapkan
kawasan ini sebagai kawasan konservasi atau kawasan lindung. Setelah
itu, akan dilengkapi sarana penunjang yang memudahkan pengunjung
menikmati danau ini.
Air yang konon juga menjadi tempat mandi
para Raja Berau di masa lalu, juga dimanfaatkan warga sebagai sumber air
bersih. Tak perlu bahan kimia, cukup siapkan pipa saja dan air bisa
disedot untuk dialirkan ke rumah-rumah.
“Yang penting lingkungan mangrove-nya tetap terjaga, air ini akan selalu jernih,”
“Yang penting lingkungan mangrove-nya tetap terjaga, air ini akan selalu jernih,”
Untuk menuju lokasi ini, dari Tanjung
Redeb harus menggunakan angkutan pedesaan atau mobil carter ke arah
Selatan. Daerah yang dilalui antara lain Tabalar, Biatan, Talisayan dan
Batu Putih. Setelah itu barulah tiba di Biduk-biduk. Tak usah memikirkan
perjalanan yang begitu panjang. Karena keindahannya seimbang dengan
rasa capek dan biaya yang dikeluarkan
Tak jauh dari lokasi ini, penikmat wisata juga bisa mengunjungi pantai Teluk Sulaiman, yang tak kalah indah dengan Pulau Derawan. Kawasan itu juga terus ditingkatkan fasilitasnyasebagai daerah kunjungan wisata alternatif.
Subscribe to:
Posts (Atom)