Nama Pantai Senggigi mungkin tak asing lagi bagi sejumlah wisatawan. Apalagi bagi para wisatawan yang sudah pernah menapakkan kakinya di Pulau Lombok. Pantai ini bisa menjadi alternatif destinasi Anda selama libur lebaran.
Apa yang sesungguhnya membuat nama pantai ini menjadi begitu terkenal? Apakah pemandangannya? Menurut saya, pemandangan di pantai ini sebetulnya sangat biasa, dan menjadi tambah biasa bila disandingkan dengan nama tempat lain yang jauh lebih menawan, seperti Tanjung Aan dan Gili Trawangan yang namanya sudah melambung tinggi dikalangan wisatawan mancanegara. Lantas, dimana letak keistimewaannya?
Menurut saya, nama Pantai Senggigi melambung tinggi memang bukan karena pemandangannya yang ternyata biasa, setidaknya itu menurut pendapat subjektif saya ketika pertama kali berada di Pantai Senggigi. Tetapi karena fasilitas penunjang, sarana dan prasana yang ada di sini.
Apabila di Pulau Bali ada Pantai Kuta dimana hotel-hotel mewah berkelas dunia tumpah ruah, maka di Pulau Lombok yang yang sama jatuh di Pantai Senggigi. Menyamakan Pantai Kuta dan Pantai Senggigi mungkin berlebihan, tapi itulah gambaran singkat perihal Pantai Senggigi. Pantai yang dipenuhi hotel-hotel, resort-resort, cottage-cottage, dan bungalow-bungalow yang mendukung pariwisata andalan Nusa Tenggara Barat itu.
Sebelum mendatangi suatu tempat, biasanya saya memang mencari tahu terlebih dahulu perihal pemandangan yang kelak akan saya nikmati. Paling tidak, saya mencoba mencari tahu dengan bantuan Google. Hal yang sama juga saya lakukan sebelum tiba di Pulau Lombok.
Jauh-jauh hari, saya mencari tahu perihal sejumlah tempat wisata yang menjadi andalan Pulau Lombok, tak terkecuali Pantai Sengigi. Alasannya, karena katanya di pantai ini banyak penginapan murah yang cocok untuk pelancong berlabel backpacker.
Setibanya di sana, selepas maghrib, saya, Adam, Hendry, dan juga Ridho, tiga orang teman yang menjadi teman bepetualang di Lombok, menemukan penginapan murah dengan harga Rp. 150.000/malam. Lumayan murah bukan? Namanya penginapan Shinta, letaknya berdampingan dengan Art Market di Senggigi.
Saya cukup penasaran dengan paras Pantai Senggigi yang katanya cantik, setidaknya itu yang disajikan sejumlah tulisan dan foto-foto di dunia maya. Sebelum merebahkan diri untuk beristirahat, kami menyempatkan diri menuju pantai. Sayang, gelapnya malam membuat kami tak bisa menikmati pemandangan pantai yang sesungguhnya.
Pagi-pagi esoknya, kami langsung menuju Pantai Senggigi. Alangkah kecewanya kami melihat pemandangan pantai pagi itu yang diluar harapan dan foto-foto yang kami lihat selama ini. Pasir di pantai ini juga hitam, tak seputih yang kami lihat di dunia maya.
Ah, kami maklum akhirnya, mungkin yang
disajikan di dunia maya itu adalah foto-foto terbaik orang yang
mengunggahnya. Sekalipun kami agak kecewa, namun kami tak mau membuang
waktu untuk mengabadikan diri dengan latar belakang Pantai Senggigi.
Apalagi, sekalipun pasir di pantai ini tak putih, namun air laut di
pantai ini sangat jernih. Inilah kelebihan Pantai Senggigi barangkali.
Esoknya, saat mengantar beberapa orang teman backpacker asal Jakarta ke Pelabuhan Bangsal yang akan segera menyeberang ke Gili Trawangan, saya baru mendapatkan sisi lain Pantai Senggigi. Sungguh indah rupanya pantai ini, terutama bila dilihat dari ketinggian.
Saya menceritakan perihal ini kepada Adam dan Ridho, dua orang teman lain yang tak ikut mengantar tiga orang teman backpacker kami pagi itu. Maka siang keesokan harinya, sebelum kami menyusul ke Pelabuhan Bangsal untuk turut pula ke Gili Trawangan, tujuan utama kami berpetualang di Pulau Lombok.
Kami berempat orang itu sejenak meikmati Pantai Senggi dari ketinggian. Ah, ternyata melihat sesuatu itu memang tak cukup hanya dari satu sisi, tapi lihatlah dari sisi yang lain. Paling tidak, kekecewaan kita sebelumnya bisa sedikit terobati. Cobalah sendiri melihat Pantai Senggigi dari ketinggian dengan mata sendiri.
Esoknya, saat mengantar beberapa orang teman backpacker asal Jakarta ke Pelabuhan Bangsal yang akan segera menyeberang ke Gili Trawangan, saya baru mendapatkan sisi lain Pantai Senggigi. Sungguh indah rupanya pantai ini, terutama bila dilihat dari ketinggian.
Saya menceritakan perihal ini kepada Adam dan Ridho, dua orang teman lain yang tak ikut mengantar tiga orang teman backpacker kami pagi itu. Maka siang keesokan harinya, sebelum kami menyusul ke Pelabuhan Bangsal untuk turut pula ke Gili Trawangan, tujuan utama kami berpetualang di Pulau Lombok.
Kami berempat orang itu sejenak meikmati Pantai Senggi dari ketinggian. Ah, ternyata melihat sesuatu itu memang tak cukup hanya dari satu sisi, tapi lihatlah dari sisi yang lain. Paling tidak, kekecewaan kita sebelumnya bisa sedikit terobati. Cobalah sendiri melihat Pantai Senggigi dari ketinggian dengan mata sendiri.
Liburan ke Lombok, belum lengkap kalau belum ke Pantai Senggigi. Pantainya berkontur landai, dan biasanya jadi tempat turis bersantai, berenang atau berburu sunset. Lebih dari itu, Pantai Senggigi pun jadi tempatnya turis untuk bermalam di Lombok.
No comments:
Post a Comment