MUSEUM KAPAL PLTD APUNG
Banda Aceh - Dahsyatnya Tsunami Aceh tahun 2004 menghanyutkan sebuah kapal hingga ke tengah Kota Banda Aceh. Kini kapal itu menjadi monumen sekaligus museum untuk wisatawan.
Bumi Serambi Makkah sempat berduka ketika diterjang bencana tsunami 12 tahun silam. Salah satu bukti kedahsyatannya adalah Kapal PLTD Apung seberat 2.600 ton yang terseret gelombang hingga ke tengah kota Banda Aceh.
kini Kapal PLTD Apung itu teleh menjelma menjadi monumen sejarah hingga museum yang dapat dikunjungi oleh traveler. Lokasinya sama dengan saat kejadian terjadi, yakni di perkampungan Gampong Punge, Blangcut, Banda Aceh.
Saat ini, area sekitar PLTD Apung telah dibeli oleh pemerintah untuk ditata ulang menjadi wahana wisata edukasi. Untuk mengenang korban jiwa yang jatuh akibat tsunami, dibangun monumen peringatan. Pada monumen itu, tertera tanggal dan waktu kejadian dari musibah yang juga menimpa beberapa negara selain Indonesia.
Saat ini di sekitar PLTD Apung tersebut telah dibangun tangga yang mengelilinginya agar para wisatawan yang berkunjung dapat melihat setiap sisinya. Pengunjung pun diperkenankan untuk masuk ke dalam PLTD Apung ini. Selain itu, di dekat PLTD Apung ini juga dibangun sebuah ruangan yang menampilkan beberapa foto-foto pasca Bencana Tsunami Aceh tahun 2004 yang lalu. Sangat disarankan untuk melihat foto-foto ini, namun bagi anda yang tidak kuat melihat , kami sarankan berpikir ulang.Di sekeliling monumen, dibangun dinding dengan relief menyerupai gelombang air bah. Dari atas kapal ini, pengunjung juga dapat melihat rangkaian pegunungan Bukit Barisan
Meski tsunami, bencana dahsyat yang melanda Aceh 26 Desember 2014, telah berlalu sepuluh tahun lalu, namun bukti kejadian luar biasa tersebut masih bisa kita saksikan di Kapal PLTD Apung yang kini menjadi objek wisata sejarah, Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel atau biasa disebut PLDT Apung ini,
awalnya bersandar di Pelabuhan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh. Akan tetapi, setelah dihantam tsunami, kapal milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu terseret sejauh lima kilometer dan terdampar di tengah permukiman warga di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Meuraksa, Kota Banda Aceh.
Kapal dengan berat 2.600 ton, panjang 63 meter, dan lebar 19 meter ini mampu menyalurkan listrik sebesar 10 mega watt. Sebelum datang ke Aceh, kapal ini pernah bertugas di Pontianak (1997), Bali (1999), dan kembali ke Pontianak (2001). Hadirnya kapal PLTD ini di Aceh atas permintaan Abdullah Puteh, Gubernur Aceh saat itu, untuk mengatasi krisi listrik yang terjadi tahun 2003.
Setahun lebih bertugas di Aceh, perjalanan kapal tersebut harus terhenti pada 26 Desember 2004. Saat merapat di Pelabuhan Ulee Lheue untuk mengisi bahan bakar, tiba-tiba tsunami datang menghantam.
Dari 11 orang awak dan beberapa warga yang berada di atas kapal ketika tsunami terjadi, hanya satu orang yang berhasil selamat. Fenomena pergeseran kapal ini menunjukkan kedahsyatan kekuatan gelombang yang menimpa Serambi Makkah kala itu.
Saat tsunami menerjang tanah rencong, lanjut Iwan, ada 11 ABK yang berada di kapal. Dari 11 orang itu, hanya 1 ABK yang selamat. ABK asal Kalbar tersebut beruntung selamat karena masih tetap berada di atas kapal ketika tongkang itu terbawa ombak ke daratan.
\\\"Pas air surut, teman-temannya pada turun dari kapal. Hanya dia sendiri yang tidak turun. Nah, saat air laut mulai naik, teman-temannya itu kena tsunami, sementara dia yang tetap berada di atas kapal selamat,\\\" kata Iwan.
Wisatawan bisa berkunjung ke tempat ini untuk membuktikan kedahsyatan Tsunami Aceh. Sejak April 2012, di sekeliling area dipagari besi setinggi 1,5 meter. Beragam fasilitas ditambah, mulai dari jembatan, prasasti hingga ruang dokumentasi.
Untuk mencapai lokasi PLTD Apung ini bisa dengan menggunakan labi-labi (angkutan umum) jurusan Uleee Lheue turun di simpang Punge Blang Cut atau agar lebih mudah menaiki becak motor dengan tarif Rp25.000,00 dari Terminal Keudah, Banda Aceh.
Untuk mencapai bangkai Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung I, pengunjung harus memasuki jalan kampung sejauh kurang lebih 300 meter. Jalan itu tidak terlalu lebar, namun sudah beraspal mulus.
Lalu, tampaklah buritan kapal PLTD Apung I, yang teronggok di tengah-tengah kampung. Semakin dekat, ukuran besar kapal milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu semakin terasa. Cerobong asapnya menjulang tinggi ke langit.
Sumber :
https://www.google.com.sg/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiWg8nHyLvOAhXGoZQKHU_GDgAQFgg4MAc&url=http%3A%2F%2Fwww.indonesiakaya.com%2Fkanal%2Ffoto-detail%2Fmonumen-pltd-apung-saksi-bisu-kedahsyatan-tsunami-aceh&usg=AFQjCNGr0zhosEwQnQ94LVC5jQzd-n8TkQ&sig2=mFdGB-oxZsUIy0GfKJLF5w
https://www.google.com.sg/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiWg8nHyLvOAhXGoZQKHU_GDgAQFghFMAk&url=http%3A%2F%2Fwww.travellers.web.id%2Findonesia%2Faceh%2Ffloating-pltd-ship%2F&usg=AFQjCNFrpzqhicU3XJ00VGdSQ5S-DLWOkQ&sig2=bPgPPsmEGuDY3075_HDkEA
https://www.google.com.sg/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiWg8nHyLvOAhXGoZQKHU_GDgAQFghRMAs&url=http%3A%2F%2Fwww.mongabay.co.id%2F2015%2F02%2F01%2Fpltd-apung-jejak-tsunami-aceh-yang-kini-menjadi-objek-wisata-bersejarah%2F&usg=AFQjCNEmZQurTNUuZCfJ4QPea_78zJaJ_w&sig2=ncmwOmUV7KbRLb8TpH2RhQ
https://www.google.com.sg/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=14&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiWg8nHyLvOAhXGoZQKHU_GDgAQFghfMA0&url=http%3A%2F%2Fnews.detik.com%2Fberita%2F1511341%2Fkapal-pltd-apung-i-saksi-bisu-kedahsyatan-tsunami-aceh-2004&usg=AFQjCNFx3_wbYbaCwlSDQHYy8XuTJL6FYw&sig2=q5XzUANICXWZ2Vl6MHKagg