Saturday, 27 December 2014

Pulau Gili labak Madura

Pulau Gili labak Sekepal Tanah Surga di Bumi Madura


Sedikit orang madura yang tahu kalo madura memiliki pulau cantik nan jelita. Nama pulau ini adalah pulau tikus. Karena dulunya tempat ini adalah sarang tikus. Karena keindahan pulau ini melebihi nama aslinya (baca tikus), Pulau ini diganti namanya menjadi Pulau Gili Labak, yang tentunya lebih enak dibaca dengan dialek bahasa madura. Pulau ini dapat ditempuh kurang lebih 2 jam dari pelabuhan kalianget, Pelabuhan paling ujung timur pulau madura. Letak Pulau ini cukup tersembunyi bahkan di atlas yang beli di toko pun tidak menampakkan pulau ini dí peta jawa timur. Luas Pulaunya yang hanya selapangan sepakbola sehingga membutuhkan skala lebih besar untuk muncul di peta. Saya sendiri baru tahu ada pulau ini ketika melihat peta kabupaten di kantor kecamatan. Waktu itu di peta nampak sebuah pulau yang namanya Pulau Tikus. Di madura sendiri juga ada pulau lain yang menyematkan nama fauna yaitu Pulau kambing yang terletak di kabupaten sampang.

  1392477_10202513474268848_627799322_n

Menginjakkan kaki di pulau gili labak ini  Well this island benar benar seperti sekeping surga yang jatuh di bumi Madura. Keindahan taman lautnya mempesonakan mata yang memandangnya. Dari jarak 50 meter sebelum benar-benar sampai ke tepi pulau, kita sudah bisa melihat terumbu karang berbaris rapi beserta anemonnya. Karena banyak terumbu karang, perahu yang saya tumpangi tidak bisa menepi karena bagian bawah kapal menyentuh terumbu karang. Sehingga saya harus turun dari kapal berjalan kaki di atas air sambil menginjak terumbu karang untuk menuju tepi pulaunya. Itu 10 tahun yang lalu. 

Dulu sempat berpikir kalo nanti ada teman backpacker atau teman kuliah main ke madura pengennya diajak kesini. Biar persepsi mereka tentang madura gak melulu tentang kerapan sapi, penghasil garam ataupun juga budaya carok.  Bahwa di Madura juga memiliki sisi baik lain yang belum orang di luar sana tahu. Setahun belakangan ini pulau ini menjadi booming. Menjadi terkenal sebagai tempat tujuan wisata alternatif backpacker anak-anak jatim. blog-blog tentang keindahan pulau gili labak mulai menghiasi halaman google. Saya masih ingat dulu ketika saya masih kuliah di jakarta 3 tahun yang lalu, saya sering menerima banyak email, pesan di fb dari anak backpacker tentang akomodasi menuju kesana. Sebagai anak putra daerah saya dengan bangga mempromosikan wisata pulau ini beserta akomodasinya. Karena saya berpikir dengan banyaknya aktivitas wisata kesana akan mengurangi aktivitas nelayan menggunakan bom/pukat untuk menangkap ikan di perairan pulau gili labak. Bahkan yang saya dengar pulau ini juga diambil pasirnya. Miris. Belum ditambah perhatian pemda yang sangat sedikit tentang potensi wisata ini hanya gara-gara terkendala investor. Padahal bisa digarap secara swadaya dengan melibatkan masyarakat perairan pulau gili labak. Seperti halnya di kepulauan Seribu. Cara yang menurut saya paling efektif untuk menumbuhkan kesadaran warga tentang pentingnya menjaga ekosistem pantai. Karena dengan memiliki kesadaran bahwa pulaunya berpotensi, maka akan membuat masyarakat pulau disana akan menghalau siapapun yang merusak ekosistem pantai.

Akhirnya setelah 10 tahun tidak mengunjungi pulau gili labak, kesempatan ini bergayung sambut lagi dengan ajakan  mas ragil, teman sekantor saya Setelah ngumpulin teman2 sekantor akhirnya terkumpullah 8 orang. Jumlah yang jauh dari estimasi semula yaitu 15 orang. Sewa kapalnya saja 600 ribu muat untuk 15 orang. Untuk meminimalkan cost akhirnya saya ajak mbak iparku sekaligus ngajakin teman2 kantornya. Mas ragil pun juga ngajakin temannya komunitas backpackerannya di grup CS surabaya. Jumlahnya bengkak jadi 23 orang. Dan akhirnya kita sewa kapal yang lebih besar lagi yang bisa muat 25 orang. Karena saya adalah anak madura dan satu-satunya yang rumahnya paling dekat dengan pelabuhan, saya didapuk cari kapal. Akhirnya nemu kapal tetangga sebelah rumah. Ongkosnya 800 ribu PP. Beuh

Kali ini saya menjadi host. Semua teman-teman kumpul di rumah. Jadwal semula berangkat jam 8 pagi akhirnya harus molor jam 9 pagi karena banyak di antara mereka belum sarapan pagi ketika ngumpul di rumah. Bekal sarapan siang dan camilan juga belum beli. Oh ya yang mau jalan-jalan ke Pulau Gili Labak jangan lupa beli nasi bungkus dan air minum dekat pelabuhan karena di pulau tersebut tidak ada seorang pun yang menjual nasi.

1422474_10202513744755610_762778266_n
Dari Pelabuhan Kalianget, kami naik perahu
1459657_10202513666993666_851503466_n
Pulau Gili Labak dari kejauhan
1451389_10202513668593706_1384386939_n

Nelayan Pulau gili Labak menjaring ikan bersama
Jam 11 siang nyampe di Pulau Gili Labak. Ekspetasi bahwa Pulau ini tetap sama indahnya dengan 10 tahun lalu sepertinya semakin kabur di mata saya. sepanjang perjalanan menuju tepian pulau saya tidak menemukan terumbu karang. Sampah berserakan di mana-mana. Meracuni keindahan di mata. Mungkin yang tidak berubah adalah rumah penghuni pulau gili labak yang sepertinya tidak bertambah banyak dan tetap terasing.
Well, tidak dapat dipungkiri ketika sebuah tempat yang awalnya terasing dan tiba-tiba menjadi terkenal sebagai tempat wisata, pasti selalu ada dampak lingkungan atau budaya yang ditimbulkannya. Salah satunya SAMPAH. Gara-gara sampah, tempat wisata bisa berkurang keindahannya. Sudah semestinya seorang backpacker atau turis ketika mendatangi suatu tempat memiliki kewajiban moral bahwa tempat yang didatangi harus tampak sama seperti sedia kala sebelum tempat itu benar-benar ditinggalkan.
1422525_10202513480108994_881216204_n

Gradasi Warna air Pantainya benar memanjakan mata
Pulau Gili Labak tidak jauh berbeda dengan gili air, gili kondo di Pulau Lombok. Sama-sama memiliki pasir putih yang jelita. Gradasi warna airnya yang hijau turqoise sepertinya sudah memenuhi syarat untuk tergolong sebagai pantai cantik. Pantai Gili Labak yang berpasir putih halus ini semacam anomali karena sepanjang pantai di pinggir pulau madura pasirnya berwarna coklat khaki.
625585_10202513672673808_1195301455_n

aksi norak kayak ga pernah liat pantai

Tepi pantai Gili Labak sangat dangkal sejauh jarak 50 meter ke tengah laut. Perairannya yang dangkal sangat cocok jadi arena kolam berenang. Belum lagi ombaknya yang sangat landai sehingga tidak perlu khawatir dibawa ombak gede.
1459936_10202513462468553_1912006160_n
Beningnya air seolah tampak seperti pantai kaca
563703_10202513746475653_150613503_n
Nemu bintang Laut
1393501_10202513674553855_14990000_n
Catch Belut dan ikan by hand
1379531_10202513463708584_1955459905_n
Masang Life Vestnya pun terbalik :D
1425708_10202513451108269_1970202984_n
Sudut Lain di Pulau Gili Labak
1003227_10202513479668983_272735246_n

what thing to do when you find a beutiful beach?? bermanja dengan air seperti ini rasanya cocok untuk mengusir stres
Di Pulau Gili Labak kamu bisa muterin pulaunya dengan jalan kaki. luas pulaunya yang hanya selapangan sepakbola, kamu hanya butuh 20 menit untuk mengelilingi pulaunya. Mungkin sambil berenang bisa menjadi ide yang baik.
DSC01017
Yang Lainnya asik berenang, ini malah ngelamun gak jelas :0
1450816_10202513480749010_2093576181_n
tidak lengkap bila tidak berenang muterin pulaunya
DSC01002

1 comment: