Tuesday, 4 November 2014

Pantai sukamade Banyuwangi

 Pantai sukamade Banyuwangi
Mengintip penyu bertelur di Sukamade memang merupakan pengalaman yang tak ternilai harganya. Pengalaman seperti itu sulit dilupakan. Karena itu wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Meru Betiri merasa rugi jika belum mengintip penyu bertelur.

Di dekat pantai Sukamade yang dikelilingi hutan lebat memang hawanya sangat dingin. Terutama bila malam tiba. Kadang-kadang perasaan cemas juga menyelinap di hati wisatawan. Sebab penginapan di situ jumlah terbatas. Di samping itu sangat terpencil. Rupanya pe­nginapan itu memang disediakan di dekat pantai Sukamade agar wisatawan tidak mengalami kesulitan apabila ingin mengintip penyu bertelur.

 

Suasana alam yang sunyi dan hanya debur ombak serta nyanyian burung malam yang terdengar. Namun banyak wisatawan yang justru menikmati suasana itu. Udara malam sangat dingin, hembusan angin semakin menambah dinginnya udara. Meski  mengenakan jaket, hawa dingin masih menembus tulang.

Di langit tampak bintang bertaburan. Akan tetapi bulan tidak tampak. Dalam suasana gelap seperti itu kami menerobos hutan yang lebat dan tidak lupa membawa lampu senter. Bapak Pemandu memberi petunjuk bahwa tidak boleh berisik, terutama bila penyu-penyu itu belum bertelur. Jika berisik atau menyalakan lampu senter, sementara penyu belum bertelur, maka penyu-penyu itu akan kembali ke laut. Bapak Pemandu mencari semak-semak di pinggir pantai yang akan dijadikan persembunyian. Mereka sudah paham betul tempat-tempat mana yang dijadikan sarang telur. Karena itu mereka menjauhi tempat itu.

Cara melihat penyu bertelur memang harus dengan kesabaran yang tinggi. Tidak boleh gegabah dan ramai. Setelah Bapak Pemandu memberi isyarat, mendekati tempat yang mereka tunjukkan. Akan tetapi, mereka masih harus menunggu sampai 1,5 jam lagi. Sebab, penyu-penyu itu masih mencakar-cakar pasir sebagai tempatnya bertelur. tetap tidak boleh berisik dan menyalakan lampu senter.

Setelah Pak Mayar dan Pak Maksum memberi isyarat bahwa penyu telah bertelur, cepat-cepat lampu spot yang terang dari kamera film disorotkan. Di dalam pasir tampak penyu yang lebarnya seperti nyiru sedang bertelur. Wujudnya bundar dan warnanya putih seperti bola pingpong. Tetapi, jika telur itu dipegang, lunak. Banyaknya telur penyu selama penyu bertelur beberapa jam sekitar 90 butir. Tetapi menurut Bapak Pemandu, bisa juga penyu bertelur sampai 200 butir dalam semalam.
Kebiasaan penyu kalau akan bertelur selalu mencari tempat yang dianggap aman. Hari pertama, naik ke pantai berpasir mencari tempat sambil mencakar-cakar pasir. Kemudian penyu itu kembali ke laut. Bila sudah mendapatkan tempat yang cocok, didatanginya tempat itu pada hari berikutnya.

 

Sedangkan menetasnya telur penyu lamanya 30 atau 40 hari. Ini sangat tergantung kepada cuaca.
Penyu memang tidak mengerami sendiri telurnya, melainkan telurnya dibiarkan di dalam kubangan pasir. Dari kuatnya panas matahari, telur penyu itu bisa menetas dengan sendirinya. Dari 90 butir telur yang bisa selamat menjadi anak penyu hanya 10 sampai 20 ekor saja. Yang lain sering dimakan hewan yang ada di sekitar pantai Sukamade. Hewan itu antara lain babi hutan dan biawak. Sedangkan burung wulung senangnya makan anak penyu (tukik) yang akan menuju ke laut.

Melihat penyu bertelur jangan berada di belakangnya. Mata kita akan kemasukan pasir (klilipen = Jawa). Mengapa? Sebab, setelah bertelur, gerakan tangan penyu yang mirip sirip ikan sangat kuat menutup lubang tempatnya bertelur. Penyu itu mengibas-ngibaskan pasir ke belakang dengan sangat kuatnya. Baru setelah itu penyu-penyu tersebut menuju ke laut.
Penyu betina mendarat ketika akan bertelur. Sedangkan penyu jantan tidak pernah mendarat. Dengan demikian kita akan dapat menebak apakah penyu itu jantan atau betina. Ya, dengan melihat penyu yang bertelur itu.

Setelah itu Bapak Pemandu ke tempat penyu bertelur tadi malam. Kemudian dia mengambil telur- telur itu dan memindahkannya ke tempat penetasan semi alami di pantai Sukamade. Tempat itu diberi pagar kawat dan atap yang aman.
Telur-telur penyu itu dipindah dengan tujuan untuk melestarikan penyu di Sukamade. Jika tidak begitu, maka bisa jadi penyu di Sukamade akan punah. Belum lagi jika ada pemburu telur penyu yang menjual telur penyu itu ke kota. Bisa-bisa penyu yang dilindungi itu habis.

Untuk itu maka diperlukan usaha-usaha pelestarian penyu. Usaha itu misalnya dengan membuat perlindungan habitat yang meliputi pengamanan di laut dan pantai dari gangguan manusia dan pemangsa. Selain itu juga mengadakan pengamanan dari usaha pemburuan dan pencurian telur penyu. Lalu, pemasangan tanda dari monel pada setiap penyu yang mendarat di pantai Sukamade. Kemudian, memindahkan telur dari sarang aslinya ke tempat penetasan semi alami di pantai yang sama. Juga menutup sebagian pantai Sukamade dari kunjungan wisatawan, khususnya untuk perlindungan, penelitian, dan pendidikan. Yang terakhir, mengadakan penelitian dan percobaan penetasan untuk memperoleh data dasar guna pengembangan populasinya dan pengelolaan yang tepat. Dan melepaskan anak penyu (tukik) sebagian secara berkala.

Perlindungan dan pelestarian penyu di Sukamade ini benar-benar mendapat perhatian pemerintah. Sebab, penyu itu tergolong jenis hewan purba yang belum mengalami proses evolusi seperti hewan lainnya. Karena itu populasinya dijaga ketat oleh pihak Sub Balai Konservasi Daya Alam Jawa Timur di Jember yang membawahi Taman Nasional Meru Betiri. Ada empat jenis penyu di pantai Sukamade, yaitu penyu hijau, penyu sisik, penyu slengkrah, dan penyu belimbing. Keempatnya mempunyai ciri-ciri tersendiri.

Penyu hijau mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: satu pasang sisik pelindung di ujung kepala, kerapas cembung, warnaterang dan gelap, dan berbintik-bintik hitam. Sedang­kan penyu sisik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut dua pasang sisik pelindung di ujung kepala, mempunyai sisik- sisik seperti sisik pelindung, kerapas agak luas dan bulat, warna abu-abu sampai olive kehijauan. Dan penyu belimbing mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: kerapas tanpa sisik, tanpa sisik, bentuk meruncing ke arah ekor, warna kehitam-hitaman.

Makanan penyu adalah jenis kepiting, kerang, ikan, ubur-ubur, bunga karang, dan juga ganggang laut. Karena itu wajar kalau berat badan penyu bisa mencapai 900 kilogram. Penyu belimbing termasuk penyu yang memiliki berat badan terberat. Sedangkan panjang badannya bisa mencapai 2,4 meter.
Penyu belimbing paling mudah dibedakan dari penyu lainnya. Sebab, kulitnya seperti buah belimbing. Selain itu ada lima atau tujuh tonjolan memanjang pada tem- purungnya. Tempurungnya lunak tanpa sisik dan tertutup kulit. Penyu belimbing juga disebut penyu kalong.

Tidak seberapa jauh dari pantai, ada sebuah akuarium besar berisi tukik. Tukik-tukik itu sengaja dimasukkan ke dalam akurium besar itu sebagai bahan penelitian. Di samping itu sebagai tempat penampungan sementara agar wisatawan dapat melihat-lihat anak penyu tersebut. Dengan demikian para pengunjung tidak mengalami kesulitan untuk melihat langsung anak penyu tersebut.

1 comment: