Danau Labuan Cermin – Berau
RASA lelah seketika
hilang, meski sebelumnya harus menempuh perjalanan sejauh 250 kilometer
dari Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau. Lama perjalanan 8 jam dari
Tanjung Redeb itu seperti tak terasa dan langsung terobati begitu
melihat kejernihan air di danau yang dikelilingi keasrian hutan mangrove
yang masih terjaga.
Dasar air terlihat begitu jelas, termasuk
biota air di dalamnya seperti karang dan ikan beragam jenis. Tak
ketinggalan, penyu hijau juga sesekali singgah di perairan ini.
Dari dasar danau, air terlihat dangkal. Padahal sebenarnya kedalamannya bisa lebih dari 3 meter. Keunikan lain, di bagian permukaan air terasa agak asin. Sementara di dasarnya terasa tawar. Ini karena pengaruh sumber air danau yang berasal dari bebatuan mengandung kapur.
Dari dasar danau, air terlihat dangkal. Padahal sebenarnya kedalamannya bisa lebih dari 3 meter. Keunikan lain, di bagian permukaan air terasa agak asin. Sementara di dasarnya terasa tawar. Ini karena pengaruh sumber air danau yang berasal dari bebatuan mengandung kapur.
Tak jauh dari kawasan ini terdapat
pelabuhan tradisional. Ini mendukung aktivitas warga yang banyak tinggal
di kawasan ini dengan mata pencaharian sebagai nelayan. Baik menangkap
ikan di laut lepas, maupun dengan cara membuat bagan.
Bertolak
dari dermaga tradisional yang ada di muara danau, perahu menyusuri ke
arah sumber air. Melintasi bawah Jembatan Labuan Cermin, perahu terus
bergerak ke ujung danau, tempat air berasal. Perlu waktu sekitar 20
menit untuk sampai ke lokasi tersebut. Begitu di ujung danau, terlihat
kawasan masih asri, dikelilingi rerimbunan pohon. Di salah satu sudut,
terlihat batang kayu yang disusun seadanya untuk istirahat sejenak.
Di balik daerah perbukitan itu, terdapat danau lagi yang jaraknya sekitar 100 meter. Kejernihannya, jelas tak usah diragukan.
“Ikan di danau ini semakin banyak. Ikannya mulai berkembang-biak karena tak diganggu orang.
Sayangnya, objek wisata ini belum dikelola secara maksimal. Karena itu,
Pemda bertekad mengembangkan lokasi ini, diawali dengan menetapkan
kawasan ini sebagai kawasan konservasi atau kawasan lindung. Setelah
itu, akan dilengkapi sarana penunjang yang memudahkan pengunjung
menikmati danau ini.
Air yang konon juga menjadi tempat mandi
para Raja Berau di masa lalu, juga dimanfaatkan warga sebagai sumber air
bersih. Tak perlu bahan kimia, cukup siapkan pipa saja dan air bisa
disedot untuk dialirkan ke rumah-rumah.
“Yang penting lingkungan mangrove-nya tetap terjaga, air ini akan selalu jernih,”
“Yang penting lingkungan mangrove-nya tetap terjaga, air ini akan selalu jernih,”
Untuk menuju lokasi ini, dari Tanjung
Redeb harus menggunakan angkutan pedesaan atau mobil carter ke arah
Selatan. Daerah yang dilalui antara lain Tabalar, Biatan, Talisayan dan
Batu Putih. Setelah itu barulah tiba di Biduk-biduk. Tak usah memikirkan
perjalanan yang begitu panjang. Karena keindahannya seimbang dengan
rasa capek dan biaya yang dikeluarkan
Tak jauh dari lokasi ini, penikmat wisata juga bisa mengunjungi pantai Teluk Sulaiman, yang tak kalah indah dengan Pulau Derawan. Kawasan itu juga terus ditingkatkan fasilitasnyasebagai daerah kunjungan wisata alternatif.
No comments:
Post a Comment