Wednesday, 5 November 2014

Watu Dodol Banyuwangi

Plakat yang menunjukkan lokasi Pantai Watudodol

   KALAU Anda berkendara dari arah utara Jawa Timur ke Banyuwangi, sekitar 15-20 menit dari perbatasan Situbondo-Banyuwangi terdapat sebuah pantai cantik. Sayang jika Anda tak mampir di pantai ini. Sekedar melepas lelah di warung-warung pinggir pantai atau menelusuri cerita rakyat dari atefak-artefak yang ada, semuanya sama-sama menarik.

Pantai Watudodol, demikian nama pantai tersebut. Dinamakan demikian karena tepat di pinggir pantai terdapat sebuah batu raksasa berdiri kokoh. Batu itulah yang sebenarnya disebut sebagai Watudodol, "watu" dalam bahasa Jawa berarti "batu". Karena batu itulah pantai di daerah tersebut dinamakan Pantai Watudodol.

Penuh Misteri
Batu raksasa itu sendiri berdiri tepat di tengah jalan lintas Situbondo-Banyuwangi. Konon, dulu saat jalan diperbaiki batu tersebut didongkel untuk dipindah. Setelah bersusah payah mencoba, akhirnya batu sebesar gedung itu berhasil dirobohkan dan dipindah ke pinggir jalan. Namun entah bagaimana ceritanya keesokan harinya si batu kembali lagi ke posisi semula, seolah-olah tak pernah dipindah.
Sejak itulah batu besar itu tak pernah diganggu lagi. Malah badan jalan yang mengalah dan dibelah menjadi dua bagian, sebab jika tetap satu lajur arahnya tepat mengarah pada batu tersebut. Jika di utara batu terdapat pantai nan indah, maka di sebelah selatan batu terdapat bukit cadas nan terjal.

Menurut cerita ibu saya--beliau lahir dan besar di Desa Wonorejo, Kec. Pasir Putih, Situbondo, sekitar 20 menit dari pantai, dulu di dinding bukit cadas dekat batu raksasa tersebut terdapat goa. Jika ditelusuri, goa tersebut akan membawa kita ke puncak bukit. Namun sayang, saat ke sana saya tidak bersama ibu jadi tidak tahu di mana letak goa tersebut.

Batu besar, goa, dan ujung goa di puncak bukit merupakan misteri yang sampai sekarang menyelimuti Pantai Watudodol. Karena itu Pantai Watudodol dianggap wingit oleh warga setempat, meski kini kesan tersebut sudah tidak tampak lagi.

Puter Kayon
Setiap habis Lebaran, di Pantai Watudodol terdapat semacam upacara yang dinamakan puter kayon. Ritual ini dilakukan warga sekitar pantai sebagai ungkapan rasa syukur karena dapat melaksanakan Lebaran, sekaligus untuk mengenang jasa Buyut Jakso, sesepuh yang dipercaya pertama kali membuka kampung Boyolangu yang terletak sekitar 15 kilometer dari pantai. Buyut Jakso pula yang membuat jalan dari Boyolangu ke Pantai Watudodol.

Upacara puter kayon dimulai dengan mengarak tumpeng dan sesajian lain dari Boyolangu ke Pantai Watudodol. Dulu arak-arakan ini menggunakan dokar, namun kini dilakukan dengan sepeda motor dan mobil. Setibanya di pantai, aneka sesajian dilarung ke laut. Lalu tumpeng dipotong untuk disantap bersama-sama. Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama secara turun-temurun.

Oya, apa yang asyik dilakukan di Pantai Watudodol? Banyak! Anda bisa menyewa perahu pada nelayan setempat dan menyusuri laut dangkal nan jernih. Sekedar duduk-duduk di tepi pantai sembari memandang Pulau Bali yang tampak samar-samar juga tak kalah asyik. Buat yang hobi berpetualang, susuri saja pantai tersebut dari utara ke selatan (atau sebaliknya). Jika di sebelah selatan batu pantainya tenang, maka di sebelah utara batu pantainya ramai oleh gemuruh ombak.

No comments:

Post a Comment