Wednesday 14 January 2015

TIGA PULAU NAN INDAH DAN ELOK DI LAUTAN LOMBOK

Di antara sekian banyak objek wisata bahari yang berada di Lombok, tampaknya wisatawan takkan melewatkan kawasan pantai barat Lombok. Selain Pantai Senggigi yang terkenal, ada pula tiga pulau di tengah lautan (yang di sebut dengan nama gili) yang menjadi tempat favorit bagi wisatawan mancanegara dan nusantara untuk berakhir pekan.

Pulau-pulau kecil itu bernama Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Ketiga pulau itu seakan mampu mewakili potret keindahan pantai-pantai di Lombok. Semuanya menyajikan kebeningan air laut, butiran pasir putih tanpa serakan sampah, serta terumbu karang dengan ikan hias yang menggemaskan.

Jarak tempuh menuju ketiga pulau itu paling lama menghabiskan waktu 30 menit dari Pelabuhan bangsal, bergantung pada besar tidaknya arus airnya. Panorama alam langsung memukau. Air laut yang asin seakan tersekat oleh warna biru tua, biru muda sampai hijau muda. Saking jernihnya karang dan ikan yang ada di dasar terlihat sangat jelas dan Indah.

KETIGA pulau mungil yang berada di tengah lautan itu memiliki perbedaan karakteristik yang unik. Masing-masing punya suasana alam dan ciri khas tersendiri. Bahkan, akhirnya perbedaan itu seakan memilah wisatawan sesuai dengan minat, sifat, dan kepribadiannya.

Gili Trawangan merupakan pulau terbesar, teramai sekaligus terjauh dari pulau utama Lombok. Kebanyakan wisatawan yang mengunjunginya terdiri dari orang-orang yang berjiwa muda dan penuh semangat. Di musim liburan, hampir sepanjang malam diadakan pesta yang hingar bingar dengan alunan musik.

Bagi wisatawan yang hanya ingin merasakan suasana pantai tanpa mau berbasah-basah, bisa bersantai di beranda hotel, kafe, dan restoran yang tertata apik. Bahkan, kalau berminat, Anda bisa menyewa kereta kuda cidomo untuk mengelilingi seluruh Pulau Gili Trawangan.

Sementara itu, Gili Meno yang terletak di tengah-tengah antara Gili Trawangan dan Gili Air, lebih sesuai bagi wisatawan yang mengidamkan relaksasi di tengah kesunyian. Pengunjung benar-benar disuguhi nuansa alami pantai tropis yang tenang. Pepohonan bakau masih terlihat merimpun di sepanjang pesisir pantainya.

Lain lagi dengan suasana yang tercipta di Gili Air. Pulau yang terdekat dari Lombok ini lebih sesuai bagi wisatawan yang berlibur bersama keluarga. Dihuni penduduk lokal paling banyak, pulau ini lebih menawarkan suasana pantai yang tidak ramai namun tidak terlalu sepi.

Meskipun berada di tengah lautan, para wisatawan tak usah cemas memikirkan transportasi, akomodasi maupun urusan perut. Semua fasilitas wisata tersedia lengkap. Masing-masing pulau memiliki hotel, restoran, diskotek sampai tempat ibadah sekalipun. Semua kemudahan itu menjamin kenyamanan liburan yang menyenangkan.

Sepanjang waktu, para wisatawan bisa sepuasnya menikmati udara khas pantai tropis yang panas. Pada pagi dan sore hari wisatawan berjalan dengan kaki telanjang di hamparan pasir putih yang teramat lembut dan bersih atau duduk bertengger di akar pohon bakau yang menjuntai ke laut.

Yang tak boleh terlewatkan adalah berjemur di pinggir pantai, berenang, dan snorkeling. Di pantai landai yang berombak tenang itu, wisatawan bisa menguak misteri kehidupan biota laut dengan aman. Meskipun di beberapa tempat terumbu karangnya rusak, tak pelak menyisakan sisi keindahan.

Berbagai jenis ikan laut sering terlihat berenang secara bergerombol. Bergerak lincah di antara bebatuan, terumbu karang, dan rumput laut. Sementara itu, ikan hias mungil yang beraneka warna sering kali mengelilingi bahkan menciumi wajah wisatawan yang tengah asyik snorkeling.

PURA BATU BOLONG LOMBOK


 

Keindahan Pura Batu Bolong konon yang membawa kesan tersendiri bagi umat Hindu yang bersembahyang. Bagaimana tidak, Anda akan ditemani oleh deburan ombak yang menabrak karang Pura Batu Bolong dan menyesap perlahan melalui ronngga-rongga. Di bawah naungan pohon dan hamparan langit biru Pantai Senggigi inilah Pura Batu Bolong seakan membawa umatnya larut dalam keindahan alam ciptaan yang Maha Kuasa. Keindahan Pura Batu Bolong kerap disejajarkan dengan Pura Tanah Lot Bali yang letaknya menjorok dari garis pantai. Suasana spritual Pura Batu Bolong tersebut ditambah lagi dengan letak Pura yang berhadapan dengan Selat Lombok dan Gunung Agung Bali, gunung yang disucikan oleh umat Hindu. Menurut kesaksian masyarakat yang beribadah di pura ini, walaupun suara ombak datang silih berganti namun keheningan bercampur dengan spirit religius selalu menggema.


Jika di Pura Gunung Pengsong Anda menikmati sensasi beribadah di puncak ketinggian, nah jika di Pura batu Bolong ini Anda akan merasakan indahnya berdoa di bibir pantai Senggigi Lombok Nusa Tenggara Barat. Disebut batu bolong karena pura ini terletak di atas batu hitam yang memiliki lubang di tengah.
Pura batu Bolong terdiri dari dua bangunan pura. Yang pertama adalah pura yang terletak di bawah pohon dan berada di dekat pintu masuk setelah menuruni beberapa anak tangga bernama Pura Ratu Gede Mas Mecaling. Sedangkan pura kedua berada di atas karang yang tingginya sekitar 4 meter berada di posisi yang menjorok. Beberapa patung yang terdapat di pura ini adalah patung Subali, Sugriwa, Rama, Laksmana dan patung Naga.
Keberadaan Pura batu Bolong ini secara langsung memiliki makna tradisi yang bersentuhan dengan kehidupan masyarakat Hindu di Lombok yang diwariskan oleh budaya Bali. Walaupun ada kedekatan secara historis-geografis, namun masyarakat Hindu setempat tetap melekatkan makna tradisi didalamnya. Kemiripan makna tradisi dengan yang ada di Bali terlihat dari jenis-jenis pelinggih yang di bangun di pura ini. Uniknya, saat lebaran tiba, umat muslim di Lombok akan datang beramai-ramai ke pantai di depan pura. Mereka beramai-ramai menikmati opor ayam, ketupat, ayam taliwang serta serundeng. Inilah bukti nyata kerukunan antara umat Islam dan Hindu yang menunjukkan bahwa mereka dapat hidup berdampingan secara harmonis. Keharmonisan yang sama akan kita lihat jika mengunjungi Pura Lingsar di Kecamatan Narmada Lombok Barat.
Seperti halnya pura-pura yang ada di Lombok, setiap pengunjung diharuskan untuk mentaati beberapa peraturan yakni diharuskan memakai selendang kuning yang dililitkan pada pinggang dan bagi wanita yang sedang datang bulan dilarang untuk datang ke pura ini. Jangan lupa untuk sukarela menyumbang uang sebagai dana kebersihan dan perawatan pura ini.
Pura Batu Bolong tak hanya dikunjungi mereka yang akan beribadah, namun juga para penghobi fotografi. Maklum pura ini sangat indah dikunjungi pada saat sunset. Saat matahari melebur dengan alam, laut yang disepuh warna matahari keemasan siapkan kamera Anda untuk mengabadikan momen berharga ini. Saat malam tiba, bintang-bintang memayungi Pura Batu Bolong dan deburan ombak Pantai Senggigi semakin keras terdengar. Kawasan Pura batu Bolong ini cukup ramai. Banyak pedagang souvenir, makann dan minuman yang siap menjamu Anda kala lapar dan haus datang.
Untuk mencapai tempat ini Anda bisa menumpang ojek dari Mataram. Tarif ojeknya tergantung kepintaran Anda untuk menawarnya. Terletak di kawasan wisata paling populer di Lombok Anda tidak akan kesulitan untuk mencari hotel. Ada beberapa pilihan penginapan yang bisa Anda pesan untuk tempat bermalam. Ada Holiday Resort Lombok, Pool Villa Club Senggigi Beach Hotel atau Senggigi Beach Hotel.

PANTAI SENGGIGI LOMBOK


Nama Pantai Senggigi mungkin tak asing lagi bagi sejumlah wisatawan. Apalagi bagi para wisatawan yang sudah pernah menapakkan kakinya di Pulau Lombok. Pantai ini bisa menjadi alternatif destinasi Anda selama libur lebaran.

Apa yang sesungguhnya membuat nama pantai ini menjadi begitu terkenal? Apakah pemandangannya? Menurut saya, pemandangan di pantai ini sebetulnya sangat biasa, dan menjadi tambah biasa bila disandingkan dengan nama tempat lain yang jauh lebih menawan, seperti Tanjung Aan dan Gili Trawangan yang namanya sudah melambung tinggi dikalangan wisatawan mancanegara. Lantas, dimana letak keistimewaannya?

Menurut saya, nama Pantai Senggigi melambung tinggi memang bukan karena pemandangannya yang ternyata biasa, setidaknya itu menurut pendapat subjektif saya ketika pertama kali berada di Pantai Senggigi. Tetapi karena fasilitas penunjang, sarana dan prasana yang ada di sini.

Apabila di Pulau Bali ada Pantai Kuta dimana hotel-hotel mewah berkelas dunia tumpah ruah, maka di Pulau Lombok yang yang sama jatuh di Pantai Senggigi. Menyamakan Pantai Kuta dan Pantai Senggigi mungkin berlebihan, tapi itulah gambaran singkat perihal Pantai Senggigi. Pantai yang dipenuhi hotel-hotel, resort-resort, cottage-cottage, dan bungalow-bungalow yang mendukung pariwisata andalan Nusa Tenggara Barat itu.

Sebelum mendatangi suatu tempat, biasanya saya memang mencari tahu terlebih dahulu perihal pemandangan yang kelak akan saya nikmati. Paling tidak, saya mencoba mencari tahu dengan bantuan Google. Hal yang sama juga saya lakukan sebelum tiba di Pulau Lombok.

Jauh-jauh hari, saya mencari tahu perihal sejumlah tempat wisata yang menjadi andalan Pulau Lombok, tak terkecuali Pantai Sengigi. Alasannya, karena katanya di pantai ini banyak penginapan murah yang cocok untuk pelancong berlabel backpacker.

Setibanya di sana, selepas maghrib, saya, Adam, Hendry, dan juga Ridho, tiga orang teman yang menjadi teman bepetualang di Lombok, menemukan penginapan murah dengan harga Rp. 150.000/malam. Lumayan murah bukan? Namanya penginapan Shinta, letaknya berdampingan dengan Art Market di Senggigi.

Saya cukup penasaran dengan paras Pantai Senggigi yang katanya cantik, setidaknya itu yang disajikan sejumlah tulisan dan foto-foto di dunia  maya. Sebelum merebahkan diri untuk beristirahat, kami menyempatkan diri menuju pantai. Sayang, gelapnya malam membuat kami tak bisa menikmati pemandangan pantai yang sesungguhnya.

Pagi-pagi esoknya, kami langsung menuju Pantai Senggigi. Alangkah kecewanya kami melihat pemandangan pantai pagi itu yang diluar harapan dan foto-foto yang kami lihat selama ini. Pasir di pantai ini juga hitam, tak seputih yang kami lihat di dunia maya. 
Ah, kami maklum akhirnya, mungkin yang disajikan di dunia maya itu adalah foto-foto terbaik orang yang mengunggahnya. Sekalipun kami agak kecewa, namun kami tak mau membuang waktu untuk mengabadikan diri dengan latar belakang Pantai Senggigi. Apalagi, sekalipun pasir di pantai ini tak putih, namun air laut di pantai ini sangat jernih. Inilah kelebihan Pantai Senggigi barangkali.

Esoknya, saat mengantar beberapa orang teman backpacker asal Jakarta ke Pelabuhan Bangsal yang akan segera menyeberang ke Gili Trawangan, saya baru mendapatkan sisi lain Pantai Senggigi. Sungguh indah rupanya pantai ini, terutama bila dilihat dari ketinggian.

Saya menceritakan perihal ini kepada Adam dan Ridho, dua orang teman lain yang tak ikut mengantar tiga orang teman backpacker kami pagi itu. Maka siang keesokan harinya, sebelum kami menyusul ke Pelabuhan Bangsal untuk turut pula ke Gili Trawangan, tujuan utama kami berpetualang di Pulau Lombok.

Kami berempat orang itu sejenak meikmati Pantai Senggi dari ketinggian. Ah, ternyata melihat sesuatu itu memang tak cukup hanya dari satu sisi, tapi lihatlah dari sisi yang lain. Paling tidak, kekecewaan kita sebelumnya bisa sedikit terobati. Cobalah sendiri melihat Pantai Senggigi dari ketinggian dengan mata sendiri.




Liburan ke Lombok, belum lengkap kalau belum ke Pantai Senggigi. Pantainya berkontur landai, dan biasanya jadi tempat turis bersantai, berenang atau berburu sunset. Lebih dari itu, Pantai Senggigi pun jadi tempatnya turis untuk bermalam di Lombok.